Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wilayah Perbatasan di Kalimantan Bakal Dibuat Zona Perdagangan Bebas

Selain untuk kepentingan bisnis, upaya itu dilakukan untuk mengatasi pendatang ilegal yang masuk ke wilayah Malaysia.

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Wilayah Perbatasan di Kalimantan Bakal Dibuat Zona Perdagangan Bebas
Glery Lazuardi/Tribunnews.com
Pejabat Penghubung Investasi Indonesia Malaysia yang juga Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Eko Putro Sanjoyo bersama Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia, Rusdi Kirana, bertemu Menteri Kemajuan Luar Banda dan Wilayah, Dato Sri Ismail Sabri bin Yaqub di kantor Parlimen Malaysia, Rabu (4/4/2018). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi

TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR – Pemerintah Indonesia merencanakan pembangunan zona perdagangan bebas di wilayah perbatasan antara Indonesia dengan Malaysia yang berada di Pulau Kalimantan.

Selain untuk kepentingan bisnis, upaya itu dilakukan untuk mengatasi pendatang ilegal yang masuk ke wilayah Malaysia.

Pernyataan itu disampaikan Pejabat Penghubung Investasi Indonesia Malaysia yang juga Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi,  Eko Putro Sanjoyo.

Hal ini disampaikan setelah bersama Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia, Rusdi Kirana, bertemu Menteri Kemajuan Luar Banda dan Wilayah, Dato Sri Ismail Sabri bin Yaqub di kantor Parlimen Malaysia, Rabu (4/4/2018).

Menurut dia, wilayah-wilayah yang masuk zona perdagangan bebas itu, seperti di Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, serta di Sebatik, Kabupaten Nunukan di Kalimantan Utara.

“Membuat ide kawasan Free Trade Zone di sekitar perbatasan. Di Entikong di Kalimantan Utara. Itu bagus untuk mencegah ilegal orang yang melintas perbatasan dan itu akan menyerap tenaga kerja cukup banyak,” ujar Eko, saat ditemui di kantor Parlimen Malaysia, Rabu (4/4/2018).

Berita Rekomendasi

Dia menjelaskan, di zona perdagangan bebas itu akan dibangun industrial estate. Sehingga, kata dia, hasil-hasil panen dari para petani itu dapat diolah di tempat tersebut.

“Itu kayak industrial estate, pengolahan pasca-panen. Baik pengusaha Malaysia atau Indonesia bisa invest untuk menyerap produk-produk dari Indonesia yang bisa diserap di Malaysia. Pabrik di Indonesia, tenaga kerja dari Indonesia,” kata dia.

Selain itu, dia mengaku sedang mempersiapkan konsep Sister City. Harapannya, ada Sister City itu, maka para turis mancanegara yang sedang bepergian ke Malaysia dapat juga melanjutkan perjalanan ke salah satu kota di Indonesia.

Berdasarkan pembicaraan dengan otoritas bisnis di Indonesia-Malaysia, Eko mengungkap Malaysia mengusulkan membuat Sister City antara Ipoh dengan Yogyakarta, Kinibalu dengan Manado.  

“Itu bagus, jadi turis yang datang dari luar negeri ke Malaysia dan Singapura nanti bisa turis dari Malaysia ke Manado, turis dari Malaysia ke Yogya,” tambahnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas