DK PBB Serukan Pertemuan Darurat Bahas Suriah, Rusia dan China Tidak Ikut
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) menyerukan agar segera diadakan pertemuan darurat membahas Suriah.
Penulis: Gilang Syawal Ajiputra
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) menyerukan agar segera diadakan pertemuan darurat membahas Suriah.
Hal itu menyusul dugaan penggunaan senjata kimia oleh pasukan pemerintah Suriah terhadap rakyat sipil.
Dilansir dari Firstpost, Senin (9/4/2018), dari kantor pusat PBB di New York Amerika Serikat, DK PBB yang dimotori oleh Amerika Serikat (AS), Perancis, Inggris dan didukung oleh Pantai Gading, Kuwait, Belanda, Peru, Polandia, dan Swedia menyerukan segera mungkin diadakan pertemuan darurat.
Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley menyerukan agar anggota DK PBB bersatu dan menuntut segera diadakannya penyelidikan yang independen atas kasus ini.
"Dewan Keamanan harus bersatu dan menuntut akses segera untuk responden pertama, mendukung penyelidikan independen atas apa yang terjadi, dan meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab atas tindakan kejam ini," kata Haley, dikutip Firstpost.
Baca: Pernyataan Partai Buruh Mengenai Senjata Kimia di Suriah Dikecam Publik Inggris
Haley juga menyatakan kalau AS akan berusaha menekan Suriah, agar akses bantuan ke GhoutaTimur dapat segera dibuka.
"Mekanisme yang tidak memihak untuk membuat atribusi untuk penggunaan senjata kimia di Suriah dan meminta akses bagi responden pertama untuk memberikan bantuan medis dan verifikasi tanpa penundaan," tegas Haley.
Namun nampaknya rencana pertemuan darurat ini bisa gagal, karena dua anggota tepat DK PBB lainnya yaitu Rusia dan China yang dikenal sebagai sekutu dekat pemerintah Suriah tidak dilibatkan.