Rusia 'Tertawakan' Serangan Amerika, Disebut Gagal Tembus Meriam Jadul Suriah
Menurut pernyataan Rusia, pasukan koalisi Amerika, Inggris, dan Perancis, sejatinya meluncurkan lebih dari 100 misil.
Penulis: Aji Bramastra
TRIBUNNEWS.COM - Pusat pertahanan Amerika Serikat atau Pentagon secara resmi mengakui telah melancarkan serangan udara ke Suriah, Jumat (13/4/2018) waktu setempat.
Tak lama setelah pernyataan Trump, serangkaian ledakan terdengar di Damaskus, ibu kota Suriah, pukul 01.00 GM, atau sekitar pukul 07.00 WIB.
Jenderal Joseph Dunford, salah satu perwira tinggi ternama AS mengatakan, serangan tersebut menghantam tiga target.
Ketiga target itu adalah pusat riset di dekat Damaskus, fasilitas gudang, dan pos komando juga di dekat ibu kota, serta fasilitas penampungan senjata kimia di dekat Homs.
Tak disebutkan, berapa rudal yang diluncurkan oleh Amerika.
Tapi, kantor berita resmi Rusia, Tass, merilis laporan menarik.
Dalam laporan mereka, Kementerian Pertahanan Rusia merilis laporan mengejutkan.
Secara sepintas, laporan ini jelas 'menertawakan' serangan Donald Trump.
Menurut pernyataan Rusia, pasukan koalisi Amerika, Inggris, dan Perancis, sejatinya meluncurkan lebih dari 100 misil.
Tapi, menurut keterangan mereka, banyak rudal kiriman Amerika yang gagal kena sasaran.
Ternyata, rudal kiriman Amerika telah dicegat oleh meriam antiudara milik Suriah, yakni S-125, S-200, Buk dan Kvadrat.
Asal tahu saja, semua persenjataan Suriah ini berstatus senjata jadul.
"Meriam antiudara Suriah S-125, S-200, Buk dan Kvadrat dipakai untuk menggagalkan serangan misil (semalam). Persenjataan ini dibuat di Soviet, lebih dari 30 tahun lalu," ujar Kemenhan Rusia.
Sebagaimana dikutip dari Tass, seorang perwira Rusia, Kolonel Jenderal Sergei Rudskoi, mengatakan, Suriah menggagalkan 71 dari 103 rudal yang ditembakkan Amerika dan sekutunya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.