Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Serangan Suriah, Inggris: Jangan Tunggu Persetujuan PBB

Hal tersebut disampaikan saat ia membela keputusannya untuk bergabung dengan serangan udara dan misil internasional melawan rezim Suriah

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Serangan Suriah, Inggris: Jangan Tunggu Persetujuan PBB
AFP
Perdana Menteri Inggris Theresa May 

Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perdana Menteri Inggris, Theresa May memperingatkan Rusia dapat memveto kebijakan luar negeri Inggris apabila harus menunggu persetujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mengesahkan tindakan militer secara efektif di Suriah

Hal tersebut disampaikan saat ia membela keputusannya untuk bergabung dengan serangan udara dan misil internasional melawan rezim Suriah.

May menuding Moskow mencegah petugas pemeriksa mencapai lokasi serangan senjata kimia di Douma dan berusaha  menghilangkan barang bukti serangan senjata kimia di lokasi yang dilakukan oleh pasukan Bashar Al-Assad yang mendapat dukungan dari Rusia.

Baca: Konflik Memanas, DPR Minta Pemerintah Evakuasi WNI dan Keluarkan Travel Warning ke Suriah

Perdana Menteri Inggris itu dihadapkan pada tuduhan bahwa dirinya menyetujui serangan udara sebelum berkonsultasi dengan pihak parlemen -meskipun sebelumnya banyak dari anggota parlemen menyatakan memberi dukungan atas keputusannya- namun May menyarankan keamanan dari keikutsertaan dalam operasi itu mungkin telah dikompromikan.

"Ini adalah tanggung jawab saya sebagai Perdana Menteri, dan parlemen memberikan tanggung jawab ini kepada saya, parlemen akan melakukannya," kata PM Inggris Theresa May kepada anggota parlemen, seperti dikutip The Guardian, Selasa (17/4/2018).

BERITA TERKAIT

Menanggapi tudingan mengapa dalam keputusan ini ia tidak berkonsultasi dengan parlemen Inggris lantaran sebagian besar informasi intelijen tidak dapat dibagikan kepada anggota parlemen.

"Serangan terbatas ini ditargetkan berdasarkan dasar informasi yang sah, yang digunakan sebelumnya, dan keputusan ini membutuhkan informasi dan evaluasi dari intelijen yang sebagian besar bersifat alami dan tidak bisa dibagi dengan parlemen," paparnya.

Baca: Tidak Ingin Indonesia Seperti Suriah, Politikus PDIP Ingin Jokowi Cari Pendamping yang Tepat

Ketua partai konsevatif Inggris itu menjelaskan bahwa tindakan ini diambil karena kepentingan nasional pemerintah Inggris untuk mencegah penggunaan senjata kimia yang dikembangkan oleh Suriah, dan menegakkan konsensus bahwa senjata-senjata tersebut dilarang untuk digunakan.

May membantah bahwa serangan itu menghancurkan bangunan kosong di Suriah. Dia menekankan target utama rudal ialah pos pusat penelitian ilmiah Suriah yang digunakan untuk mengembangkan senjata kimia, dan sebagai lokasi penimbunan bahan-bahan kimia.

"Dalam penargetan titik lokasi serangan, digunakan analisis ilmiah yang sangat hati-hati untuk memaksimalkan penghancuran dan meminimalisasi risiko dampak ke daerah sekitarnya," jelas May.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas