Suriah: Rusia Akhirnya Izinkan Petugas Investigasi Masuk ke Daerah Konflik di Douma
Rusia dan Suriah menyatakan bahwa itu karena masalah keamanan yang tertunda sedang dikerjakan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Petugas investigasi akan diizinkan masuk wilayah konflik Douma pada Rabu untuk meneliti dugaan dari serangan gas beracun.
Seperti dilansir The Guardian, Selasa (17/4/2018) Rusia mengatakan Amerika Serikat menyuarakan ketakutan bahwa bukti penggunaan senjata kimia yang ada di Douma mungkin sudah dimusnahkan oleh pihak Moskow.
Pihak Rusia dan rezim Suriah dituduh oleh diplomat barat melakukan penolakan akses untuk ahli pemeriksa senjata kimia untuk masuk ke kota Douma, dimana lusinan orang terbunuh akibat dari serangan rudal yang dipimpin oleh AS sepanjang akhir pekan.
"Rusia dan Suriah menyatakan bahwa itu karena masalah keamanan yang tertunda sedang dikerjakan sebelum para pemeriksa dapat mengerahkan pasukannya ke kota diluar Damaskus," kata Direktur Jenderal Organisasi Larangan Senjata Kimia (OPCW), Ahmed Uzumcu dalam pertemuannya dengan dewan eksekutif pada Senin.
Otoritas Suriah menawarkan 22 orang yang bersedia untuk ditanya jawab sebagai saksi, dia mengatakan harapannya bahwa semua keperluan pengaturan akan segera dibuat, untuk mengizinkan tim pemeriksa menyebar masuk ke Douma sesegera mungkin.
Kremli menolak klaim dari duta besar Amerika Serikat, Ken Ward yang mengatakan bahwa Rusia telah mengunjungi tempat kejadian itu dan mungkin telah merusaknya dengan maksud menggagalkan upaya misi pencarian fakta oleh OPCW.
"Saya menjamin Rusia tidak merusak tempat peristiwa itu terjadi," tekan Menteri Luar Negeri, Sergei Lavrov.