Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tentara Israel Dikutuk Karena Tembak Mati Paramedis Palestina

PSI mengutuk tindakan brutal tentara Israel yang menembak seorang paramedis Palestina.

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Tentara Israel Dikutuk Karena Tembak Mati Paramedis Palestina
TRIBUN/DANY PERMANA
Pengurus DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tmenyambangi redaksi Tribunnews.com di Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (27/3/2018). TRIBUNNEWS/DANY PERMANA 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PSI mengutuk tindakan brutal tentara Israel yang menembak seorang paramedis Palestina.

Diketahui, tembakan melalui sniper tentara Israel itu menewaskan perempuan berusia 21 tahun bernama Razan Al Najjar, Jumat (1/6/2018) lalu.

Baca: RKUHP Dinilai Bisa Bunuh KPK Secara Perlahan

Razan, yang merupakan relawan paramedis, tergabung dalam Organisasi Pertolongan Kedokteran Palestina (Jam'iyyah Ighatsah al-Thibbiyah al-Filisthiniyah) ditembak saat menolong para demonstran yang terluka di Khan Younis, Gaza Selatan.

"Penembakan terhadap Razan Al Najjar, seorang paramedis Palestina yang sedang melaksanakan tugasnya merupakan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan tentara Israel," ujar Dara A. Kesuma Nasution, Juru Bicara PSI bidang Kepemudaan dan Perempuan, dalam keterangan tertulisnya, Senin (4/6/2018).

Baca: Diduga Ini Motif Pendeta Handerson Habisi Nyawa Anak Angkatnya

Dara mengecam tindakan tentara Israel, lantaran Razan ditembak, meskipun ia telah mengenakan seragam paramedis.

Seharusnya, kata dia, setiap orang yang mengenakan seragam paramedis seharusnya dilindungi.

"Melalui Konvensi Jenewa tahun 1949 dalam kondisi perang sekalipun, paramedis harus dilindungi saat menjalankan tugasnya, apalagi yang terjadi di Gaza bukan perang, tapi demonstrasi rakyat Palestina terhadap penjajah Israel," jelasnya.

Baca: Mencuri dan Memperkosa Pembantu di Kompleks TNI AL, Ternyata Pelaku Salah Sasaran

Berita Rekomendasi

Untuk kasus ini, Dara melihat adanya indikasi kesengajaan dari tentara Israel yang memang sudah mengincar Razan.

Hal itu lantaran, Razan telah menjadi ikon perlawanan rakyat Israel, usai wawancaranya dengan New York Times tersebar, bahwa ia bekerja 13 jam sehari untuk membantu para demonstran yang terluka.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas