Jaringan Media Terbesar di Timur Tengah, Al Jazeera Pangkas Karyawannya Karena Krisis Qatar
Jaringan media Al Jazeera telah menghapus sejumlah pekerjaan dalam putaran restrukturisasi terbaru di perusahaannya.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, QATAR - Jaringan media Al Jazeera telah menghapus sejumlah pekerjaan dalam putaran restrukturisasi terbaru di perusahaannya.
Media yang berbasis di Timur Tengah itu telah memangkas sejumlah posisi pada saluran berita yang selama bertahun-tahun menjadi jantung pertikaian di Teluk Persia yang kaya minyak itu.
Dilansir dari laman Bloomberg, Jumat (8/6/2018), puluhan departemen dan posisi dalam manajemen perusahaan media tersebut telah digabungkan, termasuk posisi Kepala Standar Teknis dan Editorial, pelatihan, serta posisi lainnya yang ada dalam 10 divisi.
Seperti yang tertulis dalam dokumen tertanggal 24 Mei dan ditandatangani oleh Direktur Jenderal Al Jazeera, Mostefa Souag itu.
Namun Bloomberg tidak melihat adanya pencantuman total dari jumlah pemangkasan pekerjaan dalam dokumen.
Baca: Bos Qatar Airways minta maaf setelah sebut perempuan tak mampu jalankan tugasnya
Juru Bicara Al Jazeera belum menyampaikan komentarnya terkait hal tersebut.
Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik perdagangan dengan Qatar pada 5 Juni 2017.
Negara kuartet tersebut menuduh Qatar membiayai terorisme dan memiliki hubungan dekat dengan Iran.
Qatar pun membantah tuduhan itu, namun keempat negara tersebut tidak tinggal diam.
Arab Saudi dan sekutunya kemudian mengeluarkan 13 tuntutan yang harus dipatuhi Qatar untuk menyelesaikan keretakan hubungan itu.
Satu diantaranya melalui cara menutup jaringan media Al Jazeera dan semua afiliasinya.
Setidaknya, Al Jazeera telah memangkas tenaga kerjanya selama tiga tahun.
Hal itu merupakan bagian dari langkah-langkah pengurangan biaya yang lebih luas di negara teluk itu, sebagian dipicu oleh rendahnya harga minyak.
Jaringan media Al Jazeera memecat sekira 500 karyawan dan menutup operasi televisinya di Amerika Serikat (AS) pada 2016 lalu.
Al Jazeera kini hanya mempekerjakan sekira 3 ribuan orang, seperti dikutip dari laman resminya.