Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Assad Bantah Klaim Barat Soal Rusia Dikte Pasukannya dalam Perang Suriah

Assad mengomentari klaim terkait kendali Rusia atas gerakan diplomatik dan militer Suriah.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Assad Bantah Klaim Barat Soal Rusia Dikte Pasukannya dalam Perang Suriah
ARA News/Khabar TV
Cuplikan siaran televisi Iran, Khabar TV, pada Minggu (4/10/2015), saat Presiden Suriah Bashar Al-Assad sedang diwawancara. (ARA News/Khabar TV) 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, SURIAH - Presiden Suriah Bashar al-Assad membantah sekutu militer utamanya, Rusia, telah mengambilkan keputusan untuk negara yang dipimpinnya itu.

Ia mengatakan, perbedaan pendapat merupakan hal ang wajar antara sekutu.

Dilansir dari laman Al Jazeera, Senin (11/6/2018), dalam sebuah wawancara yang dikutip surat kabar Inggris The Mail dari kantor berita Suriah SANA, pada hari Minggu kemarin, Assad mengomentari klaim terkait kendali Rusia atas gerakan diplomatik dan militer Suriah.

"Mereka (orang-orang Rusia) tidak pernah mencoba mendikte (selama berhubungan dengan kami), bahkan jika ada perbedaan," kata Assad, menurut transkrip wawancara SANA, yang ditulis dalam bahasa Inggris.

"Wajar jika memiliki perbedaan antara pihak-pihak yang berbeda, baik dalam pemerintah kita atau pemerintah lainnya, Rusia-Suriah, Suriah-Iran, Iran-Rusia, dan di dalam pemerintah-pemerintah ini," tambah Assad.

Baca: Mandi Keringat, Menko Darmin Nengok Proyek MRT Fase 1 di Senayan

"Itu sangat alami, tetapi pada akhirnya, satu-satunya keputusan tentang apa yang terjadi dan apa yang akan terjadi di Suriah, itu (sepenuhnya) adalah keputusan Suriah," tegas Assad.

BERITA TERKAIT

Kantor berita Reuters melaporkan pada Selasa lalu bahwa penempatan pasukan Rusia di Suriah dekat perbatasan Lebanon telah menyebabkan gesekan dengan pasukan yang didukung Iran.

Dalam wawancaranya, Assad mengatakan dirinya berharap perang di negaranya akan berakhir dalam waktu kurang dari satu tahun.

Ia juga menegaskan kembali tujuannya untuk memgambil kembali setiap inci Suriah.

Menurutnya, keterlibatan kekuatan asing seperti Inggris, Amerika Serikat (AS) dan Prancis telah memperpanjang konflik ini.

Assad juga mengklaim, intervensi semacam itu telah memperlambat resolusi terhadap situasi di wilayah Suriah Barat Daya yang dikuasai pemberontak.

"Kami akan mencapai rekonsiliasi di bagian Selatan Suriah hanya dalan waktu dua Minggu lalu, tapi negara Barat mengganggu dan meminta para teroris untuk tidak mengikuti jalan (resolusi) ini untuk memperpanjang konflik Suriah," tegas Assad.

Kekuatan Barat, kata dia, sengaja memperpanjang perang saudara di Suriah dengan harapan bisa menggulingkan pemerintahannya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas