Pelukan dan Selfie Anggota Taliban Tandai Gencatan Senjata Idul Fitri di Kabul
"Mereka tidak bersenjata ketika mereka menyerahkan senjata mereka di pintu masuk," kata juru bicara polisi Kabul Hashmat Stanekzai.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, KABUL -- Momen Hari Raya Idul Fitri di Kabul, Afghanistan tahun 2018 ini menjadi momen Idul Fitri berbeda dan spesial.
Bagaimana tidak, Taliban sejak Jumat lalu (15/6/2018) mengumumkan sebuah kejutan di mana gencatan senjata berlaku 3 hari selama liburan Idul Fitri, kecuali terhadap pasukan asing.
Baca: Anggota TNI AL Diminta Tangkap Buaya Hidup-hidup
Setibanya di Kabul Tentara Taliban yang mengenakan penutup kepala tradisional dan berkacamata hitam tanpa senjata ini telah ditunggu puluhan orang untuk berfoto narsis.
"Mereka tidak bersenjata ketika mereka menyerahkan senjata mereka di pintu masuk," kata juru bicara polisi Kabul Hashmat Stanekzai kepada Reuters. Senjata mereka akan dikembalikan ketika mereka pergi, katanya.
Dilaporkan Reuters, dari video dan gambar dari Media Lokal Tolo News memperlihatkan sorak gembira, saling berpelukan, bertukar salam, menari dan bertepukan tangan antara Tentara Taliban, warga dan Pemerintah.
Selain itu, dikabarkan Tolo News Menteri Dalam Negeri Wais Ahmad Barmak bertemu pejuang Taliban di Kabul.
Warga pun menyambut positif keadaan menyenangkan itu dan mendesak pemerintah dan Taliban untuk memperpanjang gencatan senjata mereka.
Seorang wartawan Reuters di Jalalabad melihat lebih dari puluhan Tentara Taliban menikmati makanan mereka dan bermain dengan anak-anak
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani pada hari Jumat menyatakan harapannya agar gencatan senjata menjadi bertanda pertempuran akan berhenti dan berlanjut di meja perundingan.
Genjatan senjata ini menjadi istimewa karena pertama kali berlaku bagi Taliban sejak invasi AS sejak 2001 silam.
Resolute Support mengatakan, pihaknya berharap Taliban tetap pada gencatan senjata mereka "dan kami berharap jeda itu mengarah ke dialog dan kemajuan dalam rekonsiliasi".