Penjelasan Kemenlu Tentang Pasukan Penjaga Perdamaian Asal Indonesia yang Gugur di Sudan
Ia menjelaskan, Praka Nasri gugur dalam sebuah kecelakaan saat bertugas di Darfur, Sudan.
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Desra Percaya memberi penjelasan mengenai gugurnya Praka Nasri saat bertugas sebagai anggota “peacekeepers” United Nations African Mission in Darfur (UNAMID) di Sudan.
Ia menjelaskan, Praka Nasri gugur dalam sebuah kecelakaan saat bertugas di Darfur, Sudan.
Jenazah Praka Nasri sendiri sudah tiba di Palembang pada Kamis (12/7/2018) kemarin.
“Beliau gugur dalam kecelakaan di mana ia bertugas sebagai sopir truk yang membawa kontingen kita, dua lagi luka-luka,” ujar Desra saat berbincang dengan Tribunnews.com dalam perjalanan menuju Bandung, Jawa Barat, Jumat (13/7/2018).
Desra menjelaskan bahwa hingga kini jumlah pasukan Indonesia yang bertugas di bawah misi PBB (Persatuan Bangsa-bangsa) berada di kisaran angka 60 sejak tahun 1950.
Baca: Kisah Gubernur Jatim Terpilih Khofifah Indar Parawansa Kedatangan Ratusan Tamu di Rumahnya
Namun menurutnya sebagian dari angka itu disebabkan oleh kecelakaan.
“Jadi bukan karena diserang, Indonesia sendiri ada delapan kontingen di luar negeri dan tidak pernah mendapat serangan,” ungkapnya.
Pihak Kemenlu sendiri mengatakan bahwa almarhum Praka Nasri bertugas dalam kontingen yang baru saja dirotasi di Sudan untuk enam bulan terakhir hingga akhir tahun ini.
Kemenlu menjelaskan bahwa pasukan perdamaian Indonesia akan dirotasi setiap enam bulan sekali dan maksimal setahun.