Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hillary Clinton: Rusia Mungkin Masih Akan Menyerang Infrastruktur Pemilu AS Mendatang

Hillary Clinton telah melontarkan kritikannya terkait performa 'pesaingnya' saat menghadiri KTT di Helsinki, Finlandia awal pekan ini.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Hillary Clinton: Rusia Mungkin Masih Akan Menyerang Infrastruktur Pemilu AS Mendatang
Getty Images
Hillary Clinton dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump 

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Mantan ibu negara sekaligus rival Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam pemilu AS 2016, Hillary Clinton telah melontarkan kritikannya terkait performa 'pesaingnya' saat menghadiri KTT di Helsinki, Finlandia awal pekan ini.

Ia menyebut kegagalan Trump menangani Putin atas campur tangan Rusia dalam pemilu AS dua tahun lalu 'sangat mengganggu' dan masih menjadi suatu 'misteri'.

Hillary menyampaikan komentarnya itu dalam acara Ozy Fest, yang merupakan festival diskusi dan musik yang digelar di Central Park, New York pada Sabtu kemarin.

Ia juga mengatakan bahwa agen-agen Rusia menargetkan pemilihan paruh waktu pada November mendatang sebagai upaya baru untuk mengganggu demokrasi AS.

Baca: Rusia Minta AS Bebaskan Wanita yang Dituduh Terlibat Spionase terhadap Amerika

Dilansir dari laman The Guardian, Minggu (22/7/2018), istri mantan Presiden AS Bill Clinton itu juga memprediksi serangan Rusia kali ini mungkin saja akan menyerang infrastruktur pemilu, seperti server dan mesin operasi dalam pemungutan suara.

Sebelumnya, Hillary telah mengalahkan Trump dengan raihan hampir 3 juta suara dalam pemungutan suara populer pada 2016 lalu.

Namun ia kalah dalam pemilihan universitas, ia merupakan Sekretaris Negara pada pemerintahan presiden sebelum Trump, Barack Obama.

Berita Rekomendasi

Di Central Park, ia membeberkan sejauh mana campur tangan Rusia, seperti yang digambarkan dalam dakwaan Penasehat Khusus Robert Mueller terhadap 12 perwira intelijen Rusia.

"Itu adalah serangan maya yang sangat luas dan sangat sukses pada sistem pemilu kita," kata Hillary.

"Serangan itu menuju jantung demokrasi kita, misteri besarnya adalah mengapa presiden tidak berbicara untuk mewakili negara kita," tanya Hillary.

Ia kemudian menegaskan bahwa serangan itu benar-benar menyedihkan dan mengkhawatirkan, "ini harus menjadi perhatian setiap orang Amerika,".

Hillary juga meminta penjelasan atas diskusi yang dibahas dalam pertemuan 2 jam di Helsinki.

"Kita tidak tahu apa yang dikatakan di ruangan tertutup itu antara mereka berdua, Putin memang memberitahu dunia apa yang dibahas dalam pertemuan itu, tapi kita hanya mendengar 'suara jangkrik' dari Gedung Putih (Trump)," tambah Hillary.

"Jangan salah, ini adalah serangan langsung terhadap demokrasi kita, satu hal bahwa kita tidak yakin dimana posisi presiden kita sendiri saat ini, itu sangat mengganggu,".

Politisi tersebut juga mempertanyakan mengapa Trump tidak mengkonfrontasi Putin atas campur tangan dalam pemilu AS.

"Vladimir Putin memiliki strategi yang sangat jelas, ia cukup mahir dalam membaca dan memanipulasi orang, hampir tidak ada orang yang mempercayai kebebasan mereka saat bersamanya, dan Trump ingin berteman dengannya karena alasan yang hingga kini masih kami cari tahu,".

Hillary pun menyebut bahwa sumber di industri teknologi mengatakan, agen-agen Rusia menargetkan masalah yang terjadi pada tengah tahun ini.

Badan-badan intelijen AS mengatakan administrasi Trump tidak cukup untuk bisa melawan upaya-upaya tersebut.

"Mereka (agen Rusia) masih mencari cara ubtuk mencuri informasi tentang pendaftaran pemilih, misalnya," kata Hillary.

"Ada beberapa ahli teknologi di silicon Valley yang saya temui dan mengatakan bahwa mungkin apa yang akan mereka (agen Rusia) lakukan kali ini benar-benar akan mengganggu pemilihan yang sebenarnya, mematikan server dan mengganggu pengoperasian mesin pemungutan suara, karena terlalu banyak dari mereka (agen Rusia) yang menguasai sistem yang terhubung ke internet,".

"Kami masih sangat rentan, dan kami tidak memiliki kepemimpinan dari adiminsitrasi," tegas Hillary.

Ia mengklaim bahwa Putin ingin memecah NATO dan Uni Eropa, "ia (Putin) ingin memperbaiki arsitektur dunia pasca perang antara dua dunia, ia terus berusaha berkembang dalam perpecahan, serangannya pada sistem pemilihan dirancang untuk membantu Trump,".

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas