Venezuela Dilanda Krisis Ekonomi, Presidennya Minta Bantuan China
Pemerintah Maduro menyangkal terjadi "krisis kemanusian" di negara itu.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, berusaha mendapatkan bantuan dari salah satu pemberi pinjaman terbesar dunia, Cina, untuk membantu negara Amerika Selatan yang sedang mengalami krisis serius tersebut.
Maduro sedang mengunjungi Beijing, dimana dirinya mengadakan perundingan dengan Presiden Xi Jinping dan Perdana Menteri Li Keqiang.
Baca: Dikenal Sebagai Negara Kaya Minyak di Dunia, Kok Bisa Ekonomi Venezuela Ambruk?
Sebelumnya, Maduro mengatakan kepada rakyat Venezuela bahwa dia "berharap banyak" dari lawatan ini - termasuk terkait dengan kesepakatan bidang energi, perdagangan dan keuangan.
"Hari ini, 14 September, Venezuela berdiri di atas kakinya sendiri. Terima kasih kepada kuatnya hubungan Cina-Venezuela, Venezuela dapat mengatasi keadaan," kata Maduro seperti dilaporkan televisi pemerintah Venezuela, VTV.
"Hari ini, 28 kesepakatan ditandatangani yang meratifikasi kesepakatan pembangunan bersama, penanaman modal, ratusan juta investasi untuk merealisasikan pembangunan perusahaan bersama kami," tambahnya.
Pemimpin Venezuela ini mengakui negaranya menghadapi masalah besar dalam 36 bulan terakhir, karena harga minyak US$20 per barel atau hampir Rp300.000 kadang-kadang tidak dapat menutupi biaya produksi, sementara pembayaran utang luar negeri sebesar lebih dari US$74 miliar atau Rp1 triliun hanya berbeda sedikit dengan PDB negaranya.
Dalam beberapa minggu terakhir, puluhan ribu warga Venezuela meninggalkan negaranya untuk melarikan diri dari masalah ekonomi dan kemasyarakatan disana.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.