Untuk Melindungi, Isteri Jepang Presiden Soekarno, Dewi, Ternyata Melobi Suharto Sampai Main Golf
Saat bermain golf tersebut Suharto mengusulkan tiga hal kepada Dewi mengenai keadaan suaminya Presiden Soekarno.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Ratna Sari Dewi Soekarno atau Naoto Nemoto (78) isteri Presiden Soekarno dari Jepang itu ternyata sangat melindungi suaminya dan berusaha melobi Presiden Suharto sampai main golf bersama di (Rawamangun) Jakarta, agar suaminya tetap terjaga dan terlindungi dengan baik setelah peristiwa G30S PKI dan setelah surat perintah 11 Maret 1966 (Supersemar).
"Tanggal 19 Maret 1966 Presiden Suharto saya undang ke Wisma Yasoo kediaman Soekarno lalu keesokan harinya mengajak bermain golf di lapangan golf Jakarta untuk membicarakan masa depan suami," ungkap Dewi dalam acara Family History NHK kemarin (18/9/2018).
Dewi meminta Suharto agar suaminya mendapat perlindungan dan dijaga dengan baik meskipun saat itu masih sakit dan telah terjadi peralihan kekuasaan dengan Supersemar.
Saat bermain golf tersebut Suharto mengusulkan tiga hal kepada Dewi mengenai keadaan suaminya Presiden Soekarno.
Pertama, pergi ke luar negeri untuk beristirahat.
Kedua, tetap tinggal di Indonesia sebagai Presiden sebutan saja.
Ketiga, mengundurkan diri secara total.
Suharto menyarankan opsi yang pertama, agar Soekarno pergi ke Mekkah atau ke Jepang sebagai tempat peristirahatannya. Hal ini dimuat koran Asahi 23 Maret 1966.
Saat itu 1966 Dewi sedang hamil, mengandung puteri pertamanya Karina, dan Soekarno menyarankan agar Dewi melahirkan di Jepang.
Tak lama Dewi ke Jepang dan melahirkan Karina di Jepang tanggal 11 Maret 1967. Tahun 1969 Dewi ke Perancis selama enam bulan dan tahun 1970 memaksakan diri mau masuk Indonesia walaupun ada larangan bagi Dewi tidak boleh masuk Indonesia.
"Saya membantu Dewi, menjemputnya di bandara. Tetapi di bandara juga dicegat tak boleh masuk, akhirnya saya memaksa masuk dan menjemput Dewi. Dia memang hebat berani sekali memasuki Indonesia meskipun ada larangan," papar Rachmawati Soekarnoputri dalam acara Family History NHK.
Rachmawati juga mengakui, "Di balik kelemahlembutannya sebagai orang Jepang, Dewi memang keras hati dan cukup berani dia. Itu mungkin kelebihannya. Bahkan sempat keluar pendapat mengenai Suharto. Kalau saya dengan ibu dari Sumatera tidak bergitu reaktif seperti Dewi," ungkapnya lagi.