Kisah Seorang Ibu Selama 5 Tahun Gendong Anaknya yang Cacat ke Sekolah
Kisah seorang ibu yang bersedia melakukan apapun demi anak-anaknya sudah banyak diceritakan. Kisah seorang ibu di Maroko ini salah satunya.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, RABAT - Kisah seorang ibu yang bersedia melakukan apapun demi anak-anaknya sudah banyak diceritakan.
Kisah seorang ibu di Maroko ini salah satunya.
Rabiaa Roumaili selama lima tahun rela menggendong anaknya yang cacat ke sekolah agar putranya itu tetap bisa mendapatkan ilmu.
Rabiaa melakukan itu untuk menepati janjinya lima tahun lalu, ketika putranya Radwan harus menjalani amputasi kedua kaki, tangan kanan, dan tiga jari tangan kirinya.
Radwan harus menjalani amputasi saat berusia sembilan tahun sebagai akibat komplikasi meningitis yang dideritanya.
"Saat pembuluh darah di kaki dan tangannya mati, para dokter di rumah sakit universitas Fez terpaksa melakukan amputasi. Saya menangis dan amat menderita waktu itu," kata Rabiaa kepada situs berita Hespress News.
Baca: Resepsi Pernikahan Berujung Petaka, 208 Orang Tamu Keracunan Hidangan Pesta, Termasuk Pengantinnya
Rabiaa menambahkan, saat Radwan mengetahui dia kehilangan dua tangan dan satu kakinya dia amat terpukul.
"Dia menangis dan terus menanyakan ke mana kaki dan tangannya. Saya hanya bisa menghiburnya dan membantunya melewati tragedi itu," tambah Rabiaa.
Saat itulah, Rabiaa berjanji kepada putranya bahwa dia tidak akan pernah meninggalkannya.
"Saya mengatakan akan selalu ada untuk dia sepanjang hidupnya, termasuk saat bersekolah. Barulah saat itu dia bisa tenang," ujar Rabiaa.
Butuh waktu cukup lama, tetapi perlahan Radwan bisa mengatasi trauma dan mulai kembali memberanikan diri mencari teman di sekolah dan sekitar rumah.
"Radwan kini duduk di kelas enam sekolah dasar dan saya menggendongnya setiap hari saat berangkat dan siang hari saya menjemputnya di sekolah," tambah perempuan itu.
"Dia adalah yang utama dalam hidup saya dan saya rela mengorbankan apapun demi kepentingan Radwan," Rabiaa menegaskan.
Dia melanjutkan terpaksa menggendong putranya itu setiap hari karena tidak memiliki kursi roda yang cocok bagi putranya.