Prof Naoshi Hirata: Puluhan Ribu Orang Meninggal Jika Gempa Magnitudo 7,3 Menghantam Tokyo
Jepang akan menderita kerugian mencapai 95 triliun yen dan puluhan ribu orang meninggal jika gempa besar dengan magnitudo 7,3 menghantam Tokyo
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Jepang akan menderita kerugian mencapai 95 triliun yen danpuluhan ribu orang meninggal jika gempa besar dengan magnitudo 7,3 menghantam Tokyo dan sekitarnya.
"Jika gempa besar dengan magnitude 7,3 menghantam Tokyo dan sekitarnya, jumlah yang meninggal puluhan ribu orang dan kerugian 95 triliun yen," ungkap Prof Naoshi Hirata, dosen Universitas Tokyo lembaga penelitian gempa bumi kepada Tribunnews.com, Jumat (28/9/2018).
Baca: Kecelakaan yang Menewaskan Istri Kapolres Tulungagung dan Ajudan Diduga akibat Kelalaian Pengemudi
Tahun 1923 lalu sebanyak 105.000 orang meninggal dunia akibat gempa.
"Jumlah bangunan di Tokyo dan sekitarnya jauh lebih baik dibandingkan Jaman Taisho (1923) sehingga jumlah yang meninggal lebih sedikit dibandingkan tahun 1923. Kematian pun kebanyakan (70 persen) di tahun 1923 karena kebakaran rumah di mana saat itu adalah rumah kaya, sedangkan kini kebanyakan rumah beton dan anti gempa bumi sejak 1981," kata dia.
Jumlah properti lumpuh bila terjadi gempa bumi besar di Tokyo diperkirakan mencapai 610.000 bangunan, di antaranya 6.400 bangunan hancur total dan 16.000 bangunan hancur karena terbakar.
Baca: Kapolres Tulungagung AKBP Tofik Sukendar Jalani Operasi, Jenazah Istrinya akan Dimakamkan di Subang
Jumlah orang yang terluka sedikitnya 123.000 orang di luar jumlah orang yang meninggal.
Sekitar 1,8 juta orang (sekitar 20 persen dari keseluruhan penduduk Kanto atau Tokyo dan sekitarnya) yang menetap di sekitar 2.400 hektar area di Tokyo akan terdampak langsung oleh gempa bumi besar tersebut.