Ahli Keamanan Sebut Turki Kemungkinan Punya Bukti Kuat Dibalik Pembunuhan Khashoggi
Jamal Khashoggi merupakan seorang Jurnalis senior Arab Saudi yang kini menjadi Kolumnis di The Washington Post
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, ISTANBUL - David Katz, CEO Global Security Group mengatakan pejabat intelijen yang dikutip pernyataannya oleh surat kabar The Washington Post, kemungkinan memiliki audio dan video yang secara tersembunyi merekam pembunuhan Jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi.
Dikutip dari laman Al Jazeera, Jumat (12/10/2018), pernyataan tersebut ia sampaikan saat diwawancarai Al Jazeera.
Baca: Misteri Hilangnya Jamal Khashoggi, Jurnalis Vokal yang Diisukan Dibunuh Kerajaan Arab Saudi
"Jelas ada ketegangan antara Arab Saudi dan pemerintah Turki, jadi itu menunjukkan bahwa Turki akan mengerahkan aparatus intelijennya yang sangat penting itu dalam segala hal yang berkaitan dengan pemerintah Saudi di Turki," kata Katz.
"Jadi sangat mungkin bahwa mereka benar-benar memiliki rekaman audio dan video dari apa yang terjadi di dalam konsulat itu, apakah itu alat rekam yang ditanam ataupun penyadap elektronik," tambahnya.
"Untuk kasus ini, anda tidak benar-benar membutuhkan forensik penuh, jika anda memiliki bukti tersebut, dan jika laporan yang disampaikan kepada The Washington Post tersebut adalah benar, itu merupakan bukti yang mereka miliki," lanjutnya.
Katz mengatakan, mata-mata biasanya memiliki perangkat eklektronik yang kuat dan dapat memungkinkan mereka untuk mendengarkan apa yang terjadi di dalam gedung dari posisi luar.
"Anda akan mendengar apa yang terjadi, akan ada suara-suara yang muncul, ada interogasi yang dikuti oleh pembunuhan yang sangat brutal terhadap Khashoggi, jika itu memang terjadi dan jika itu terdapat pada audio dan video tersebut, maka anda tidak membutuhkan bukti lainnya, karena itulah yang terjadi di sana," tuturnya.
Jamal Khashoggi merupakan seorang Jurnalis senior Arab Saudi yang kini menjadi Kolumnis di The Washington Post.
Ia sudah tinggal dalam pengasingannya di Amerika Serikat (AS) selama setahun terakhir karena melarikan diri dari pemerintah Arab Saudi saat penindasan dilakukan terhadap para pengkritisi negara kerajaan tersebut.
Baca: Pascaempa dan Tsunami di Sulteng, Pemerintah Tak Bentuk BRR Seperti Aceh
Khashoggi kemudian dikabarkan menghilang pada 2 Oktober lalu, setelah memasuki Konsulat Arab Saudi di Turki untuk mendapatkan surat-surat yang ia perlukan untuk menikahi tunangannya.
Menurut sejumlah media, mengutip dari sumber-sumber Turki yang tidak disebutkan namanya, kepolisian Turki meyakini bahwa Jurnalis itu tewas di dalam fasilitas diplomatik tersebut.