Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

AS Pertimbangkan Gunakan UU Magnitsky untuk Arab Saudi soal Kasus Hilangnya Jamal Khashoggi

Dan jika benar pemerintah Saudi terlibat, menurut Graham, Trump tidak akan mentolerir pembunuhan terhadap Khashoggi.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in AS Pertimbangkan Gunakan UU Magnitsky untuk Arab Saudi soal Kasus Hilangnya Jamal Khashoggi
Al Jazeera
Jamal Khashoggi, Jurnalis The Washington Post asal Arab Saudi yang menghilang sejak 2 Oktober 2018. 

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Sebuah kelompok bipartisan yang terdiri dari 22 Senator Amerika Serikat (AS) telah mengirim surat kepada Presiden Donald Trump pada Rabu lalu.

Surat yang dikirimkan itu terkait penyelidikan pemerintah AS di bawah Undang-undang (UU) Magnitsky terhadap kasus hilangnya Jurnalis The Washington Post, Jamal Khashoggi.

UU Magnitsky merupakan UU sanksi 2012 yang awalnya ditujukan hanya untuk Rusia, namun akhirnya diperluas oleh Kongres pada 2016 lalu dan diberlakukan secara global.

Baca: Senator Partai Republik Sebut Intel AS Punya Bukti Arab Saudi Terlibat Pembunuhan Jurnalis

Dikutip dari laman Al Jazeera, Jumat (12/10/2018), Senator partai Republik Lindsey Graham mengatakan bahwa dirinya meyakini Trump telah mengambil pendekatan yang benar dengan mengikuti proses investigasi Magnitsky.

Dan jika benar pemerintah Saudi terlibat, menurut Graham, Trump tidak akan mentolerir pembunuhan terhadap Khashoggi.

"Saya tidak ingin orang lain berpikir bahwa jika mereka memiliki hubungan kedekatan dengan kami, kami tidak akan mempedulikan nilai kemanusiaan,".

Ia menegaskan, dirinya juga merasa tidak puas atas percakapan yang dilakukan dengan Duta Besar Saudi untuk AS pada Kamis kemarin.

Berita Rekomendasi

"Saya tidak percaya pada apapun yang mereka katakan," tegas Graham kepada Al Jazeera.

Graham juga menyebut terdapat perbedaan antara bereaksi terhadap kematian Khashoggi dan menerapkan sanksi ekonomi, dengan membatasi penjualan senjata AS ke Arab Saudi atau membatasi dukungan militer AS untuk perang di Yaman.

"Perang Yaman adalah perang proksi terhadap Iran, Yaman dan Khashoggi merupakan dua kasus yang berbeda," jelas Graham.

Namun pada Kamis kemarin, Trump mengatakan bahwa dirinya tidak melihat adanya alasan untuk memblokir investasi Arab Saudi ke AS.

"Mereka (Saudi) menghabiskan USD 110 miliar untuk peralatan militer dan pada sektor-sektor yang menciptakan lapangan kerja untuk negara ini," kata Trump kepada Wartawan di luar Gedung Putih.

"Saya tidak menyukai gagasan yang ingin menghentikan investasi sebesar USD 110 miliar ke AS, karena mereka (Saudi) tahu apa yang akan mereka lakukan, mereka akan mengambil uang itu dan membelanjakannya di Rusia atau Tiongkok atau di tempat lain (yang AS tidak sukai),".

Tanggapan tersebut sedikit membuat kaget beberapa Senator.

Seperti yang disampaikan Senator Tennessee sekaligus Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat, Bob Corker.

"Jika saya harus bertaruh hari ini, mereka (Saudi) memesannya, mereka membunuhnya dan mungkin orang yang sangat tinggi (Trump) menyadarinya," kata Corker.

"Proses Magnitksy yang melibatkan 120 hari penyelidikan akan menciptakan banyak tekanan pada Saudi dan Gedung Putih,".

Bob menambahkan, "kami sangat menyadari bahwa pemerintah AS memiliki investasi politik besar di Arab Saudi yang berkaitan dengan proses perdamaian seluruh Timur Tengah,".

"Namun kami harus mengirim sinyal awal bahwa pembunuhan di kalangan Wartawan benar-benar tidak pantas dan jika ia (Pangeran Mohammad bin Salman) terlibat dalam kasus Khashoggi, harus ada sanksi yang diterapkan untuknya,".

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas