Kelompok Penentang Pasar Ikan Toyosu Jepang Membuat Keributan Memaksa Masuk Pasar Ikan Tsukiji
Pasar Tsukiji sudah dalam situasi yang ditutup sesuai hukum dan peraturan yang ada. Bisnis tak boleh lagi dilakukan di sana, melanggar hukum.
Editor: Johnson Simanjuntak

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kelompok penentang pembangunan pasar ikan Toyosu sekitar 100 orang membuat keributan, tetap berusaha memasuki pasar ikan Tsukiji karena tak mau pindah dari lokasi terebut yang menurut hukum telah ditutup.
"Pasar Tsukiji sudah dalam situasi yang ditutup sesuai hukum dan peraturan yang ada. Bisnis tak boleh lagi dilakukan di sana, melanggar hukum. Polisi pun mendukung hal ini dan kami akan melakukannya dengan tegas," papar Yuriko Koike Gubernur Tokyo siang ini, Kamis (18/10/2018).
Para penentang proyek pasar ikan Toyosu hingga pagi ini tetap berada di lokasi pasar tersebut tak mau ke luar hingga jam 11 pagi. Selama 3 jam bertahan akhirnya sekitar jam 14:00 pihak keamanan berhasil menarik mereka ke luar semua dari lokasi yang akan ditutup tersebut.
Mulai jam 11:00 siang ini pekerja konstruksi mulai mendirikan pagar penutup, namun para penentang proyek Toyosu terus saja berdatangan dan ada juga yang mengaku sebagai pembeli.
"Saya mau beli braang di dalam itu kok. Kok dia bisa masuk saya tidak boleh?" papar seorang lelaki bertopi.
Akhirnya pihak keamanan memperbolehkan sejenak berbelanja dan langsung diminta ke luar kembali sehingga sekitar jam 14:00 semua kosong termasuk para penjual mengeluarkan barang-barangnya dari lokasi Tsukiji tersebut.
Beberapa orang yang mengaku belanja memperlihatkan barang belanjaan dan mengatakan, "Saya beli murah sekali barang ini di sana," paparnya sambil tersenyum.
Pengamatan Tribunnews.com terhadap beberapa orang yang mengaku menentang proyek Toyosu tidak sedikit merupakan orang yang sama apabila muncul unjuk rasa menentang pemerintah Jepang misalnya unjuk rasa anti nuklir, unjuk rasa anti perubahan UUD Jepang, serta unjuk rasa anti tentara Amerika di Okinawa dan sebagainya.