Saudi Akui Kirim Tim ke Istanbul Sebelum Khashoggi Dibunuh, Ada 'Kembaran' Yang Menyamar
Para pejabat itu berkata, mereka mengaku tim telah dikirim, termasuk di antaranya pakar forensik Salah al-Tubaigy dan Mustafa al-Madani.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, RIYADH - Arab Saudi dilaporkan mengakui telah mengirim tim ke konsulat mereka di Istanbul, Turki, dalam kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Pengakuan tersebut dilontarkan dua pejabat anonim Saudi, sebagaimana diwartakan Associated Press via Hurriyet Rabu (24/10/2018).
Para pejabat itu berkata, mereka mengaku tim telah dikirim, termasuk di antaranya pakar forensik Salah al-Tubaigy dan Mustafa al-Madani.
Madani merupakan pria yang berperan sebagai "kembaran" Khashoggi dengan berjalan di sekitar gedung konsulat pada 2 Oktober, atau hari kejadian Khashoggi dilaporkan menghilang.
Pejabat itu menjelaskan, rencananya adalah tim itu bakal membawa Khashoggi dari gedung konsulat dan membawanya ke sebuah "rumah aman".
Tubaigy dikerahkan untuk membersihkan bukti bahwa Khashoggi berada di konsulat. Sementara Madani bertugas untuk berkeliling dan menunjukkan Khashoggi keluar dengan selamat.
Selain itu, terdapat pula kolega Khashoggi yang mempunyai peran untuk membujuknya agar bersedia bekerja sama dengan tim. Namun, proses penangkapan itu berlangsung ricuh dan menyebabkan kontributor The Washington Post tersebut terbunuh karena dicekik.
Pejabat anonim tersebut menjelaskan, sembilan dari 15 orang tim menjadi panik dan menghubungi salah seorang "kolaborator" Turki.
Mereka menjalin kerja sama dengan kolaborator itu untuk membawa jenazah Khashoggi. Jenazah itu dimasukkan ke dalam suatu wadah, dan dibawa keluar dari konsulat.
Seperti diberitakan Kompas.com, AP mewartakan, sumber itu tak bisa menjelaskan klaim penyelidik Turki bahwa jurnalis berusia 60 tahun itu dimutilasi menggunakan gergaji tulang oleh Tubaigy.
Khashoggi tewas ketika mendatangi gedung konsulat Saudi untuk mengurus dokumen pernikahan dengan tunangannya, Hatice Cengiz, pada 2 Oktober lalu.
Awalnya Saudi bersikukuh Khashoggi telah keluar dari gedung. Namun, pekan lalu, mereka akhirnya mengakui bahwa dia tewas dalam pertikaian.
Sejumlah media Turki dan dunia memberitakan Khashoggi dibunuh oleh 15 orang, dengan jenazahnya dimutilasi dan dilenyapkan menggunakan cairan asam.
Tim 15 orang itu dikabarkan bergerak atas perintah penasihat MBS bidang komunikasi, Saud al-Qahtani. Bahkan, Qahtani memerintahkan pembunuhan melalui Skype.
Pada Selasa (23/10/2018), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan Khashoggi merupakan korban dari pembunuhan berencana yang kejam.
Dia menjelaskan, sebelum Khashoggi dibunuh, tiga warga negara Saudi tiba di Istanbul sehari sebelumnya dan bergerak untuk memetakan lokasi.
Erdogan meminta agar 18 orang yang diklaim telah ditangkap otoritas Saudi untuk dibawa ke Istanbul dan diadili di sana.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) kemungkinan terlibat dalam upaya pembunuhan tersebut.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan, jajarannya bakal melakukan serangkaian kebijakan. Termasuk memberikan sanksi. (Ardi Priyatno Utomo)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Saudi Akui Kirim Tim dalam Kasus Pembunuhan Jamal Khashoggi",