Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Soal Isi Black Box Boeing 737 MAX 8, Ini Kata Konsultan Penerbangan

"Apa yang terjadi di Indonesia mungkin dapat mempengaruhi model pesawat terbang yang sama di bagian lainnya di dunia," kata Rosenschein.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Soal Isi Black Box Boeing 737 MAX 8, Ini Kata Konsultan Penerbangan
Biro Pers Setpres/Rusman
Presiden Joko Widodo meninjau posko evakuasi musibah Lion Air JT-610 di Jakarta International Container Terminal (JICT) 2, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (30/10/2018) petang. Presiden sempat melihat puing dan barang-barang yang diduga milik penumpang pesawat Lion Air JT-610. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memasuki hari ketiga pasca jatuhnya pesawat Lion Air JT 610, misteri penyebab kecelakaan pun masih belum terpecahkan.

Dikutip dari laman CNN, Rabu (31/10/2018), Konsultan Penerbangan sekaligus mantan Pilot Alastair Rosenschein mengatakan bahwa tidak mungkin bisa mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan pesawat itu karena pihak berwenang masih belum menemukan black box atau kotak hitam yang menjadi kunci utama.

Ia menambahkan, sangat penting untuk segera menemukan kotak hitam itu untuk bisa mengetahui alasan dibalik jatuhnya pesawat generasi terbaru Boeing 737 tersebut, yakni MAX.

"Apa yang terjadi di Indonesia mungkin dapat mempengaruhi model pesawat terbang yang sama di bagian lainnya di dunia," kata Rosenschein.

Baca: Analis Asing Nilai Aneh Pilot Lion Air JT 610 Tidak Nyatakan Kondisi Darurat

Menurutnya, siapapun tidak akan bisa menjawab misteri itu jika kotak hitam belum ditemukan.

Hal itu juga berlaku pada kecelakaan pesawat lainnya.

"Hampir tidak mungkin untuk mengatakan apa yang terjadi, pada titik ini, mungkin ada semacam kegagalan mekanis namun ini murni spekulatif," jelas Rosenschein.

Berita Rekomendasi

Terkait kecelakaan udara tersebut, pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 berangkat dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Senin pagi (29/10/2018), pukul 06.21 WIB dan dijadwalkan tiba di Pangkal Pinang pada 07.20 WIB.

Waktu tempuh seharusnya hanya membutuhkan satu jam lewat 10 menit.

Namun pada pukul 06.33 WIB, pesawat itu pun hilang kontak 12 mil di atas wilayah Jakarta dan jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.

Hingga kini, tim Badan SAR Nasional (BASARNAS) dan sejumlah pihak terkait masih terus berupaya untuk mengangkat puing pesawat serta mengevakuasi para korban.

Selain itu, pencarian black box atau kotak hitam juga menjadi fokus utama guna mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan tersebut.  

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas