Passion Kecintaan Desa Indonesia Membawa Produk dan Perancangnya Sampai ke Jepang
Kecintaan dan kegairahan perancang Indonesia yang satu ini kepada Desa di Indonesia ternyata memberikan buah Produk dan Dirinya sampai ke Jepang
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Desa adalah sumber inspirasi. Kecintaan dan kegairahan (passion) perancang Indonesia yang satu ini kepada Desa di Indonesia ternyata memberikan buah Produk dan Dirinya sampai ke Jepang.
"Saya lulusan Design Produk ITB dari desa Kandangan Temanggung Jawa Tengah usia 50 tahun melihat Desa sebenarnya tempat masa depan kita," papar Singgih S. Kartonosang perancang Sepeda Bambu yang dapat Gold Award G-mark (Good Design Award 2018) Jepang, khusus kepada Tribunnews.com Kamis ini (1/11/2018).
Menurutnya, Desa punya potensi yang sangat besar alau digarap dengan serius.
"Radio kayu yang saya buat 2005 sebenarnya dari tugas akhir kuliah saya yang melihat sebenarnya Indonesia punya sumber alam yang sangat besar di desanya sendiri, itulah ide awal menciptakan radio kayu saat itu."
Produknya tersebut selain darai G-mark 2008 juga jadi Product of The Year di London.
Kemudian kursi kayu dan rotannya tahun 2013 dan tahun lalu Sepeda Bambu yang mendapat Gold Award G-Mark Jepang.
"Sepeda Bambu dibuat oleh semacam yayasan Spedagi yang merupakan simbol gerakan untuk mengajak anak-anak muda tinggal di desa untuk berkreasi lebih baik lagi dengan materi alam yang ada di desa kita masing-masing."
Untuk kursi kayu dan rotan yang dibuatnya dan kini dipamerkan di Tokyo, merupakan karya pribadi, pesanan dari perusahaan Jerman yang diproduksi di Indonesia.
Sedangkan radio kayu buatan perusahaannya yang bernama CV Piranti Works.
"Dengan passion tentang desa, sebenarnya Indonesia punya material alam potensi yang besar dan kuat sebagai modal untuk sebuah produk, memunculkan desain yang baik pula, tekannya lagi.
Diakuinya pula Sepeda Bambu sebenarnya sudah diperkenalkan pula di AS dan Eropa.
"Kita ini seperti Rabun. Yang dekat kita tak bisa lihat keistimewaannya. Yang jauh malah dilihat dicari."
Biasanya, tambahnya, potensi ada di dekat kita dan harus lihat sebagai sebuah harta karun.
Revitalisasi desa perlu kita angkat sehingga semuanya ikut terangkat maju pada akhirnya.
Sebagai sebuah produk Spedagi membuat perubahan sosial sangat maju.
"Desa merupakan akar sebuah bangsa dan bisa memberikan kontribusi bukan hanya dalam negeri tetapi juga pada isu global bagi dunia," tambahnya lagi.
Dicontohkannya pula, lihat saja Jepang desanya kosong, "Negara ini (Jepang) rapuh tampaknya karena desa sudah kosong."