WNI di Jepang Tertipu Ratusan Juta Rupiah, Pelakunya Diduga Umi yang Dulu Menipu Anang-Ashanty
Sejumlah WNI di Jepang menderita kerugian mencapai ratusan juta rupiah akibat tertipu pelaku yang masih bersembunyi di Jepang sebagai overstayer.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kasus penipuan hingga Rp 260 juta yang menimpa pasangan musisi Anang Hermansyah dan Ashanty tahun 2012 lalu, kini menimpa banyak warga Indonesia di Jepang dengan pelaku yang sama, Umi Rahmini Umran.
Mereka menderita kerugian mencapai ratusan juta rupiah, dan pelaku saat ini masih bersembunyi di Jepang sebagai overstayer (ilegal).
"Saya kena tipu Rp 14 juta dengan janji malam itu juga segera dikembalikan," ungkap seorang warga Indonesia di Jepang, sebut saja bernama Iwan (bukan nama sebenarnya) melalui laporannya di sebuah forum warga Indonesia yang ada di Jepang.
Warga Indonesia lain kena tipu 2,4 juta yen sekitar Rp 325 juta dengan modus untuk membantu 17 orang Indonesia supaya bisa pulang kembali ke Indonesia.
Baca: Anang Hermansyah Akhirnya Akui Tertipu Rp 260 Juta
"Saya mau berbagi kisah tidak mengenakkan saya tentang Umi Rahmini Umran (biasa dipanggil Umi) dan Herfan Nurmansa," tulis Iwan di forum tersebut.
"Saya mengenal orang ini di salah satu masjid di Tokyo selama beberapa bulan yang lalu. Orang ini berbuat baik dan aktif datang ke masjid."
"Saya sendiri yang masih baru di Tokyo dan sangat terkesan dengan kebaikannya," kata Iwan.
"Selang beberapa waktu, dia meminta bantuan saya untuk kerja sama di travel yang dia miliki. Namun karena saya belum ada uang cukup, saya tidak mengiyakan tawarannya."
Baca: Kenangan Adik Dede Anggraini Korban Lion Air PK-LQP: Dia Telepon Kakak, Katanya Nanti Tolong Aku ya
"Setelah itu, dia meminjam uang saya untuk top up ticket travel miliknya yang kurang dan urgent sebesar Rp 14 juta dengan janji malam itu juga segera dikembalikan. Saya pun memberikan pinjaman itu dengan tanpa curiga karena orang ini memang baik pada saya dan orang-orang," tulis dia.
"Selain itu, istri saya memesan tiket juga kepadanya."
"Tiket berangkat HND-SBY diberikan walau sempat tertunda hingga 2 hari dengan berbagai alasan, namun tiket booking kembali dari SBY-HND berakhir bermasalah."
"Setiap kali saya bertanya “kapan tiket tsb dapat diissue” dia selalu beralasan ini itu dan berakhir wan prestasi."
"Sampai suatu hari, orang ini tidak ke masjid lagi dan saya baru mengetahui bahwa dia juga bermasalah dengan banyak orang Indonesia lain. Terlebih kemudian saya mengetahui berita di Kompas dan saya langsung lemas."
"Semua kontak (wa, line, dan sebagainya) yang bersangkutan tidak bisa saya hubungi sampai sekarang. Saya Tak pernah menyangka ini terjadi di Jepang."
Tribunnews.com mencari tahu dari berbagai sumber dan ternyata korban dari pelaku tersebut sedikitnya berjumlah 13 warga Indonesia di Jepang.
Bahkan pelaku sempat datang ke Masjid Kabukicho Shinjuku Tokyo lalu terus menghilang setelah Jumat-an.
Modusnya selalu di bidang travel, bikin usaha travel bersama, tawaran tur menarik, tambahkan modal urusan tur yang dipegangnya dan sebagainya, lalu uang tidak kembali.
Baca: Assyifa Sempat Ingin Ikut ke Jakarta Tapi Ibunda Melarangnya
"Kedua pelaku telah overstay di Jepang, visa aktif mereka telah mati dan paspor Umi sempat ditahan seorang korban, sehingga saat ini Umi yang masih bersembunyi di Jepang tanpa paspor," ungkap sumber Tribunnews.com.
Pihak KBRI di Tokyo sempat menjadi mediasi saat seorang korban meminta KBRI dan mempertemukan kedua pihak tetapi tetap gagal.
Para penipu pun kabur menghilang tanpa jejak masih tetap berada di Jepang.
"Sering mengaku pengacaranya Umi," ungkap sumber Tribunnews.com.
Saat ini identitas dan foto keduanya tersebar di beberapa media sosial mencari mereka karena korban penipuan sudah sangat banyak dan jumlah kerugian mencapai ratusan juta rupiah.
Sementara itu Umi hingga berita ini diunggah belum berhasil dikonfirmasi terkait pernyataan Iwan.