Tegang dengan Ukraina, Rusia Siapkan Sistem Perisai Rudal S-400 di Semenanjung Krimea
Pengerahan sistem pertahanan udara (Arhanud) S-400 ini diputuskan setelah Ukraina mengeluarkan kebijakan darurat militer selama 30 hari
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Rusia akan segera mengerahkan sistem pertahanan rudal S-400 di Semenanjung Krimea.
Informasi ini dirilis kantor berita Interfax yang mengutip pernyataan Departemen Pertahanan Rusia pada Rabu (28/11/2018).
Pengerahan sistem pertahanan udara (Arhanud) S-400 ini diputuskan setelah Ukraina mengeluarkan kebijakan darurat militer selama 30 hari di daerah-daerah yang langsung berbatsan dengan Rusia.
Kantor berita RIA melaporkan sistem pertahanan udara Rusia itu baru akan beroperasi pada akhir tahun.
Sementara, Menteri Luar Negeri Perancis, Jean-Yves Le Drian meminta Rusia dan Ukraina harus menahan diri agar tidak makin meningkatkan ketegangan setelah Rusia menangkap tiga kapal perang Ukraina.
Baca: Jerman Tawarkan Penengahan dalam Konflik Rusia-Ukraina
"Kami ingin semua pihak untuk mengendalikan diri," ujar Le Drian kepada wartawan setelah menghubungi rekannya Menlu Rusia, Sergei Lavrov.
Selama akhir pekan, Rusia menangkap tiga kapal angkatan laut dan menahan para pelaut Ukraina.
Sikap Rusia tersebut mendorong Ukraina memaksakan berlakunya hukum darurat militer untuk 30 hari di bagian negara yang paling rentan terhadap serangan dari Rusia.
Le Drian juga mendesak Rusia untuk melepaskan kapal perang dan para pelaut Ukraina.
Senada dengan itu, Menteri Pertahanan Jerman, Ursula von der Leyen mendesak Rusia untuk melepaskan tiga kapal perang dan membebaskan para pelaut Ukraina yang ditangkap pada akhir pekan lalu.
Sebelumnya, Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengatakan darurat militer diperlukan untuk memperkuat pertahanan untuk menghadapi adanya ancaman serius dari invasi militer. "Saya punya dokumen intelijen yang mengindikasikan ancaman itu," katanya, menurut Reuters.