Hampir Semua Hotel di Jepang Memiliki Persediaan dan Penayangan Film Porno
Tidak melanggar hukum Jepang apabila film yang ditayangkan ada sensor mozaik di bagian alat kelamin terutama lelaki.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS.COM TOKYO - salah satu daya tarik Hotel di Jepang adalah tersedianya film porno di hampir semua hotel hampir semua kamar karena penghasilan penjualan dari tontonan itu ternyata bisa ratusan juta yen per tahun per hotel di saat 30 juta turis asing datang ke Jepang saat ini.
"Penghasilan tontonan film porno di kamar-kamar hotel Jepang memang bisnis menguntungkan. Satu hotel bisa mendapatkan seratus juta yen per tahun hanya dari penyediaan servis tersebut di setiap kamarnya," ungkap Kuniyama seorang pengamat AV (adult video) Jepang khusus kepada Tribunnews.com Rabu ini (9/1/2019).
Keuntungan tersebut itu pun tak perlu ke luar tenaga manusia. Cukup taruh mesin penjual kartu tontonan 1000 yen di depan atau dekat lift biasanya di setiap lantai, tamu beli dan tinggal koneksi ke televisi kamarnya, sehingga tak ada biaya tenaga manusia, hanya bayar pembuatan kartu saja yang dipasaran berharga sekitar 100 yen untuk pesanan massal minimal 10.000 lembar kartu.
"Jadi kelihatan sekali keuntungannya memang besar sekali kalau hotel menyajikan TV porno di setiap kamarnya."
Apakah tidak melanggar hukum Jepang?
"Tidak melanggar hukum Jepang apabila film yang ditayangkan ada sensor mozaik di bagian alat kelamin terutama lelaki. Rambut yang sensitif itu harus dimozaik sebagai persyaratan penayangan AV," tambahnya lagi.
Di jaman dulu sekitar 30 tahun lalu (1980-an) atau sebelumnya, biaya tonton masih murah skeitar 100 yen per 10 menit lalu naik 300 yen.
Barulah pada tahun 2000 menjadi berharga 1000 yen sampai check out time hotel. Biasanya 24 jam masa berlakunya.
"Misalnya kita menginap dua malam kan lewat 24 jam, satu kartu bisa dipakai terus menerus. TV mati pun asal masih 24 jam masih bisa menonton."
Tetapi setelah kita check out dari hotel, otomatis sistim TV AV tersebut di reset ulang tak bisa menonton lagi.
Saat ini tontonan film porno di tiap hotel ada yang menggratiskan pertama 30 detik bebas. Setelah itu muncul pengumuman kalau harus bayar dicharge ke kartu kredit kita bayar saat check-out.
Muncul pilihan beberapa film termasuk film biasa misalnya film action Rambo. Jadi TV berbayar tersebut bukan 100% film porno, walaupun 90% memang film porno.
Bagi yang membaya anak-anak atau yang belum usia dewasa ada hotel yang menyediakan kamar dengan bebas saluran porno, asalkan kita memintanya saat mendaftar pertama kali ke bagian resepsionis hotel.
Mengapa demikian? Kalau anak kita penasaran tidak tahu lalu pencet-pencet muncul film porno hal itu akan mengagetkan orangtua mungkin, ya, ungkapnya lagi. Jadi ada hotel yang khusus menyediakan kamar tanpa film porno.
Cara remote control yang sudah canggih saat ini memang baru dimulai di awal tahun 2000 lalu.
"Memang mudah bagi tamu dan tak usah malu beli kartu umpet-umpetan di luar. Kalau ketahuan orang lain mesti malu mungkin. Jadi kini pakai sistim remote contril sistim yang lebih canggih sehingga bayar lewat kartu kredit otomatis."
Yang pasti, tambahnya, kamar hotel di Jepang tidak akan mencabut televisi dengan saluran pornonya.
Inilah yang membuat satu daya tarik menginap di hotel di Jepang, bisa menonton gratis film porno segala macam di televisi di kamar masing-masing.
Proteksinya juga semakin ketat. Dulu bisa dipalsukan saat masih pakai koin sehingga orang nakal biasanya mengakali sehingga bisa nonton gratis.
Kini dengan sistim remote control video on demand tersebut, tak bisa lagi pengakalan dilakukan para tamu di dalam kamarnya.