Banyak Korban Ninja Berjatuhan saat Terjadi Peperangan Yamato di Jepang
Satu peperangan dan pembunuhan besar-besaran terhadap ninja melibatkan banyak ninja dan banyak yang meninggal saat itu.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Di awal kemunculan Ninja dan awal pengajaran Ninjutsu di Jepang semua berjalan dengan baik. Satu sama lain ninja saling mengerti secara diam-diam dan tak ada pertikaian sama sekali.
Dua klan Ninja, Iga dan Koga, masing-masing hidup di desa masing-masing, Desa Iga dan Desa Koga, dulu memiliki hubungan yang baik, sama-sama mendukung Kekaisaran Jepang.
Namun belakangan setelah memasuki Zaman Eisho (1504-2521) kedua klan perlahan-lahan jadi berperang.
"Tahun ketujuh saat peperangan terhadap Ashikaga Yoshizumi oleh Shogun Ashikaga Yoshitane didukung dan berdekatan Klan Koga, bertentangan dengan Klan Iga karena Klan Iga tidak mendukung kerajaan Ashikaga. Akibatnya pertikaian semakin besar antara kedua klan," ungkap Masaaki Hatsumi (87) salah satu ninja terakhir Jepang yang masih hidup dari klan Iga kepada Tribunnews.com beberapa waktu lalu.
Satu peperangan dan pembunuhan besar-besaran terhadap ninja juga terjadi saat peperangan Yamato antara Yoshimoto Toratora (1837-1863) dengan Fujimoto Tesseki dari Tenchugumi, melibatkan banyak ninja kedua pihak dan banyak yang meninggal saat itu.
Semua peperangan dengan dukungan ninja itu dengan maksud untuk saling menjatuhkan Shogun (panglima dan penguasa kerajaan) saat zaman feodal Jepang sejak sekitar 200 tahun lalu.
Jepang dulu dikuasai banyak raja-raja dan semua mengerucut menghormati Kaisar yang dianggap sebagai keturunan Dewa Matahari Jepang.
Baca: Pasangan Suami Istri Tewas Setelah Menenggak Racun, Pesannya pada Adik Agar Dikubur Berdekatan
Kaisar Jepang sejak Zaman Jomon (660 Sebelum masehi/SM) sampai 291 SM.
Dimulai dengan Kaisar Jimmu (11 Februari 660 SM – 9 April 585 SM).
Lalu digantikan kaisar kedua yaitu Kaisar Suizei dan seterusnya.
Demikian pula pada peperangan Toba-Fushimi pada tahun 1868 banyak kematian di kalangan ninja yang semua itu bertujuan untuk mempertahankan Shogun masing-masing, di mana Shogun yang ada saat itu berusaha menguasai Jepang di bawah kepemimpinan Kaisar saat itu.
Semua fakta peperangan dan pembunuhan banyak ninja tersebut tercatat pada Klan Togakure (ryu) yang dipimpin saat ini oleh sensei Hatsumi.
Saat berperang semua shogun menggunakan ninja masing-masing untuk memperoleh informasi sebanyak mungkin, sehingga dapat menyusun strategi perang dengan lebih baik.