Setelah Menginap di Hotel Ini, Beberapa Hari Kemudian Tamunya Rata-rata akan Meninggal
Hotel Kashi Labh Mukti Bhawan atau Rumah Keselamatan malah menampung beberapa orang yang datang ke kota Varanasi, India untuk menjemput ajal mereka.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI -- Umumnya para tamu sebuah hotel adalah mereka yang sehat walafiat atau yang sedang dalam sebuah perjalanan.
Pendek kata, hotel dalam pandangan umum bukanlah tempat suram, atau untuk merawat orang sakit atau untuk bermuram durja.
Namun, hotel yang satu ini berbeda. Para tamunya datang mengendarai mobil usang, memakai tongkat atau tandu karena tak mampu lagi berdiri.
Hotel Kashi Labh Mukti Bhawan atau Rumah Keselamatan malah menampung beberapa orang yang datang ke kota Varanasi, India untuk menjemput ajal mereka.
Sekitar 20-an orang tiap bulan datang dari berbagai penjuru dunia untuk menghabiskan hari-hari terakhir mereka di hotel itu.
Hotel Mukti Bhawan adala sebuah bangunan berwarna merah yang dibangun di masa kolonial dengan 12 kamar berlantai semen.
Umat Hindu meyakini jika mereka meninggal dunia di Varanasi akan membebaskan mereka dari siklus abadi kehidupan dan reinkarnasi.
Jika mereka meninggal dunia di Varanasi, mereka akan dikremasi di Sungai Gangga dan itu merupakan bonus bagi mereka.
Dulu lebih banyak tamu di Mukti Bhawan, tetapi bangunan itu belakangan malah menjadi hotel regular yang membawa uang untuk kota di mana kremasi yang berlangsung 24 jam menjadi daya tarik.
Bhairav Nath Shukla, yang menjadi pengurus Mukti Bhawan selama lebih dari 40 tahun, mengatakan, sebagian besar tamunya meninggal dunia beberapa hari setelah menginap.
Biasanya, kata Bhairav, dua pekan adalah batas waktu seseorang bisa menggunakan kamar di tempat itu.
"Ada pengecualian. Beberapa orang sudah amat sakit tetapi masih hidup setelah lebih dari sepekan," ujar Bhairav.
"Terkadang kami minta keluarga untuk membawa mereka pulang dan kembali lain waktu. Terkadang kami izinkan mereka tinggal lebih lama," tambah dia.
Akibat perkembangan kota Varanasi, Mukti Bhawan yang didanai lewat sumbangan, kini tak lagi memiliki pemandangan Sungai Gangga.