Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kesaksian WNI yang Lolos dari Serangan Teror di Selandia Baru

Kondisi mentalnya sempat terguncang, apalagi ketika menyaksikan video penembakan yang banyak beredar.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Kesaksian WNI yang Lolos dari Serangan Teror di Selandia Baru
AFP/GLENDA KWEK
Warga Kota Christchurch, Selandia Baru meletakkan karangan bunga untuk mengungkapkan rasa duka terkait penembakan masjid yang menewaskan 49 orang pada Jumat (15/3/2019). 

Tapi ada suara tembakan beruntun dor dor dor dor, orang-orang mulai panik.

Karena posisi saya persis berada di depan pintu emergency exit, saya langsung buka tanpa halangan.

Orang-orang pada keluar, saya ikut lari. Kami ke luar, lari ke parkiran mobil di belakang, luas. Semua orang panik, kemudian memanjat pagar.

Di situ ada teman saya yang sekolah penerbangan, 'ke sini, ke sini'. Ditolong saya memanjat pagar.

Lalu kami sembunyi di rumah penduduk yang pagarnya menempel dengan pagar masjid.

Ada sekitar 15 orang, kami melihat dua orang korban. Satu luka tembak di bahu kanan. Wah itu parah.

Saya sempat khawatir, bagaimana bila beliau meninggal? Dia sudah mengucap syahadat dan seterusnya.

BERITA TERKAIT

Tapi ada orang lain yang menolong, menghentikan pendarahan. Terus ada satu korban, remaja berusia 15 tahun. Kakinya bercucuran darah. Termasuk saya, ada tiga warga Indonesia di rumah warga tersebut.

Kami menghubungi paramedis yang datang menjemput dua korban tadi. Kami enggak berani lihat ke luar karena kami takut terkena peluru nyasar atau kalau pelakunya mengejar sampai ke parkiran belakang.

Kami hanya mendengar polisi menyisir, di parkiran belakang.

Mereka melihat kami kemudian berteriak 'Get into the house!' Saya menghubungi supervisor dan KBRI.

Di dalam rumah kami saling menguatkan.

Sekitar lima jam kami ada di rumah warga tersebut. Dia pria pensiunan dokter mata berusia 60-an tahun.

Selama sembunyi di rumah itu, tuan rumahnya menyalakan televisi. Kami melihat laporan berita. Wah sudah.

Memang terguncang karena teringat ada kerabat, keluarga yang jadi korban, Ada yang meninggal di dalam. Kami coba saling support.

Sekitar jam 19.00 baru kami dievakuasi sama polisi. Saya diantarkan ke rumah, sampai di rumah jam 19.30 waktu setempat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas