Masih Berperang, India Bantah Tudingan Pakistan Soal Rencana Serangan Lanjutan
India menuduh Menteri Luar Negeri Pakistan mengobarkan 'bendera perang' setelah mengklaim dengan mengutip data intelijen yang kredibel.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - India menuduh Menteri Luar Negeri Pakistan mengobarkan 'bendera perang' setelah mengklaim dengan mengutip data intelijen yang kredibel.
Dalam data intelijen itu tercantum bahwa India sedang menyusun rencana untuk kembali menyerang Pakistan pada akhir bulan ini.
Dikutip dari laman Russia Today, Senin (8/4/2019), India saat ini memang tengah bersiap untuk kembali menyerang tanah Pakistan.
Serangan diperkirakan akan dilakukan sekitar 16 hingga 20 April mendatang, mirip dengan serangan Balakot yang terjadi pada Februari lalu.
Mengutip informasi intelijen yang kredibel, Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmoud Quraishi telah memproklamirkan secara lantang pada hari Minggu kemarin terkait ancaman tersebut.
Baca: Pakistan tuduh India sedang rencanakan serangan militer
Ancaman yang diduga kuat ditujukan untuk negaranya, sehingga informasi itu kemudian dibagikan kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
Sementara itu India mengecam tudingan Pakistan sebagai hal yang tidak masuk akal dan tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Bahkan India menuduh tetangganya itu telah membuat klaim palsu untuk mengalihkan perhatian dari isu terorisme lintas batas yang diyakini pemerintahan Perdana Menteri India Narendra Modi sebagai inti dari perselisihan antara kedua negara.
Menurut Kemenlu India, klaim Menlu Pakistan itu sengaja disuarakan dengan tujuan jelas untuk membangkitkan histeria perang di wilayah tersebut.
Namun demikian, saat melihat pernyataan yang disampaikan Quraishi, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri India Raveesh Kumar menekankan bahwa negaranya memiliki cadangan hak untuk merespons secara tegas terkait serangan teroris lintas perbatasan.
Perlu diketahui pada 26 Februari lalu, India telah melakukan serangan di dalam wilayah Pakistan.
Serangan dilakukan pada sebuah kamp teroris Jaish-e-Mohammed (JeM) sebagai balasan atas serangan Pulwama pada 14 Februari, di mana seorang anggota kelompok militan yang berbasis di Pakistan membunuh 40 polisi paramiliter India dalam aksi bom bunuh diri.
Dalam pertempuran udara yang dilangsungkan pada hari berikutnya, salah satu pesawat milik India MiG-21 berhasil ditembak jatuh saat menghadapi jet Pakistan yang melakukan serangan balasan lintas-perbatasan.
Sejak saat itu, ketegangan antara kekuatan nuklir regional di sepanjang Garis Kontrol di Jammu dan Kashmir telah meningkat.