Salah Seorang Pelaku Sempat Gugup dan Gelisah Sebelum Meledakkan Bom Bunuh Diri di Sri Lanka
Seorang dari 9 pelaku peledakan bom yang menghantam Sri Lanka, Minggu (21/4/2019) pagi, sempat gugup sebelum memutuskan meledakkan diri.
Editor: Dewi Agustina
Selanjutnya, ia menempuh kuliah master (S2) ke Melbourne, Australia.
Kakak beradik itu beserta tujuh pelaku ledakan bom lainnya beraksi di delapan tempat 3 berupa hotel, 3 gereja dan dua rumah, pada Minggu Paskah (21/4/2019), dan menewaskan 359 orang serta melukai 500 lainnya.
Bom yang diledakkan si kakak Inshaf dan Ilham dilaporkan menewaskan 41 warga asing.
Kakak beradik itu dilaporkan merupakan keluarga kaya di ibu kota Colombo.
Sang ayah, Mohamed Yoonus Ibrahim, merupakan pengusaha rempah-rempah yang mengklaim sebagai eksportir terbesar Sri Lanka sejak 2006.
Mereka tinggal di Mihawila Gardens, Dematagoda.
Sumber-sumber kepolisian mengonfirmasi Inshaf yang berusia 38 tahun adalah pelaku bom bunuh diri yang meledakkan Hotel Kayu Manis Grand, Minggu (21/4/2019) pagi.
Sebuah dokumen yang ditemukan detektif di rumah keluarga, memuat daftar hotel dan gereja yang menjadi target peledakan.
Yoonis Ibrahim merupakan taipan bisnis rempah-rempah beromzet jutaan. Dia termasuk di antara lebih dari 40 tersangka jihadis yang ditahan.
Baca: Hasil Real Count Pilpres 2019 Terbaru, Jumat 26 April 2019 Pukul 09.00 WIB, Data Masuk 36,17 Persen
Sementara peledakan keji di Hotel Shangri-La, dilakukan Ilham Ibrahim menyasar seorang ibu berkebangsaan Inggris, Anita Nicholson (42 tahun) bersama Alex (14), putranya, dan Annabel (11), putrinya.
Beberapa detik kemudian, Zahran Hashim meledakkan bom di hotel mewah yang menewaskan remaja Inggris Daniel Linsey (19), dan Amelie (15), saudaranya.
Petugas pemadam kebakaran Inggris Billy Harrop (56), dan istrinya, dokter Sally Bradley meninggal ketika sedang sarapan di sana dalam kengerian Minggu Paskah.
Total meninggal dilaporkan berjumlah 359 nyawa. (tribun network/kompas.com)