Warga Minami Alps Jepang Minta Pembangunan Shinkansen Linear
JR Central berencana untuk membuka Chuo Shinkansen linier antara Tokyo dan Shinagawa dan Nagoya dalam delapan tahun mendatang.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Warga Minami-Alps, Perfektur Yamanashi, mengajukan pengaduan protes ke Pengadilan Distrik Kofu yang meminta JR Tokai untuk menunda pembangunan Linear Chuo Shinkansen karena lingkungan hidup akan memburuk.
JR Central berencana untuk membuka Chuo Shinkansen linier antara Tokyo dan Shinagawa dan Nagoya dalam delapan tahun mendatang.
Untuk mengantisipasi dampak lingkungan kepada penduduk setempat, dibuatlah jembatan dengan ketinggian lebih dari 20 meter direncanakan akan dibangun di daerah perumahan di Pegunungan Alpen Selatan (Minami Alps) tersebut.
Penduduk Kota Minamialps menganggap dengan pembangunan tersebut merusak lanskap dan hambatan terhadap sinar matahari selain kebisingan dan getaran, penangguhan konstruksi sepanjang sekitar 5 km.
Hari ini (8/5/2019) setiap warga Minami Alps mengajukan tuntutan ganti rugi satu juta yen per orang ke pengadilan.
Pada pertemuan yang diadakan setelah gugatan, Ichimura Shimura, salah satu penggugat dan perwakilan dari kelompok penduduk, mengatakan, “Kami telah mengajukan gugatan dengan perasaan bahwa kami tidak dapat berdiskusi dengan JR Tokai. Olehkarena iitu merupakan upaya terakhir. Kami ingin pihak JR merespons dengan itikad baik."
Di sisi lain, JR Tokai berkomentar, "Kami sadar bahwa ada laporan tentang kasus ini, tetapi kami tidak ada apa-apa yang bisa dikomentari."
Gugatan penghentian proyek Linear Chuo Shinkansen, terus berlanjut, dengan lebih dari 700 penduduk di sepanjang rute, yang keberatan dengan rencana pembangunan, mengajukan petisi juga ke Pengadilan Distrik Tokyo untuk meminta pembatalan persetujuan pemerintah.
"Kami memutuskan untuk bertarung karena kami ingin memiliki kehidupan yang tenang dan minimum."
Salah satu penggugat, Miki Akiyama, yang tinggal di Fujita di Minami-Alps, sekitar 2 meter dari rumah utama rumahnya dan termasuk ke dalam situs konstruksi untuk Linear Chuo Shinkansen.
Menurut Akiyama, tahun lalu menerima proposal untuk membeli hanya sebagian kebunnya dari JR Tokai.
Di daerah Fujita, jembatan dengan ketinggian lebih dari 20 meter akan dibangun, dan Akiyama khawatir bahwa rumah akan tertutup cahaya matahari serta kebisingan setelah konstruksi dan pembukaan.
Di sisi lain, dikatakan bahwa bahkan jika menjual tanah dengan mengikuti proposal dari JR, biaya pindah rumah pun tidak dapat ditanggung.
Akiyama mengatakan bahwa di lingkungan nya harga tanah yang tersisa mungkin juga jatuh dan pembeli mungkin tidak bisa menjualnya, dan tidak mungkin menjual atau pindah.
"Saya pikir saya tidak bisa melakukan apa pun kecuali saya memutuskan untuk bertarung karena saya ingin menjalani kehidupan yang tenang dan terang dengan biaya minimum kehidupan yang ada. Cukup itu saja, makanya harus bertarung melawan pembangungan Linear tersebut. Kalau tidak, hidup saya akan suram nanti."
Shinkansen Linear adalah bakal jadi produk tercanggih dan tercepat kereta api peluru Jepang dengan kecepatan bisa mencapai 500 km per jam sehingga Tokyo - Osaka bisa ditempuh hanya dalam waktu sekitar satu jam saja.
Kereta api tersebut saat kecepatan tinggi seolah rodanya tidak menempel pada jalur kereta api, seolah melayang layang, sehingga kecepatan bisa menjadi sangat luar biasa cepat karena tanpa hambatan.