Kartu Ekids Memudahkan Orang Tua di Jepang Mengetahui Keberadaan Anaknya
Keberadaan dan keamanan anak-anak terutama pelajar SD dan pelajar sekolah menengah pertama (SMP) menjadi perhatian Tokyo Security Co.Ltd.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Keberadaan dan keamanan anak-anak terutama pelajar sekolah dasar (SD) dan pelajar sekolah menengah pertama (SMP) menjadi perhatian Tokyu Security Co.Ltd.
Itulah sebabnya mereka membuat kartu khusus dan juga bisa pula digunakan kalangan umum dengan nama Ekids.
"Pada awalnya sebenarnya dibuat dan dilakukan di Kansai (Osaka dan sekitarnya) tahun 2005 khususnya perusahaan kereta api bawah tanah," kata Mika Takagaki, Kepala Perencanaan Usaha Tokyu Security Co. Ltd. kepada Tribunnews.com, Selasa (11/6/2019).
Setelah berhasil dilakukan di Kansai, bulan Desember tahun 2007 mulailah sistem itu juga dipakai perusahaan kereta api Tokyu yang bergerak di sebagian Tokyo dan sebagian Kanagawa.
"Saat ini sedikitnya 130 sekolah baik SD dan ada satu SMP menggunakan sistem kami ini," tambahnya.
Bagaimana operasi sistem kontrol kartu tersebut
Kartu itu, khususnya penggunaan Pasmo, tidak bisa Suica (karena Japan railways berbeda perusahaan) dapat disertai (sebagai option) dengan sistem Ekids tersebut.
Orang tua harus langganan sistem Ekids tersebut sebulan 500 yen, bisa bayar pakai kartu kredit, bisa pula dengan lewat bank (bayar 6 bulan di muka).
Pada saat anak-anak itu tiba di sekolah, di pintu masuk sekolah ada daerah yang bisa mendeteksi kehadiran pelajar tersebut.
Begitu tiba di sekolah, secara otomatis email masuk ke emailnya orang tua, bisa disetting dengan baik.
Dengan demikian orang tua mengetahui segera di mana keberadaan anaknya saat ini.
Demikian pula saat menggunakan kereta api, dengan tap kartu ke pintu masuk stasiun kereta api, secara otomatis email terkirim ke email orang tua yang bisa memonitornya lewat HP (ponsel).
Alat mendeteksi kartu juga bisa dipasang misalnya di perpustakaan atau di toko mana pun, apabila ada kerja sama antara Tokyu Security dengan perpustakaan atau toko-toko tersebut.
Apabila alat tersebut ada di sana, di-tap oleh kartu anak tersebut, otomatis email ke orang tua memberitahukan anak tersebut saat ini ada di perpustakaan atau di toko XXX.
"Saat ini dari survei yang kami lakukan memang pelajar SMP kelas satu dan kelas dua yang paling banyak menggunakan kartu tersebut dan terdeteksi dengan baik oleh orang tuanya," ujarnya.
Sedangkan pelajar SMA di Jepang umumnya sudah enggan untuk menggunakan kartu monitor tersebut.
"Lagi pula para pelajar SMA umumnya punya ponsel masing-masing sehingga keberadaan mereka bisa dilakukan lewat ponsel masing-masing," tambahnyai.
Saat ini kartu Ekids tersebut hanya bisa dipakai di jaringan Tokyu Line saja.
"Kerja sama terbuka dengan berbagai perusahaan. Namun sampai kini belum ada rencana pengembangan usaha ke luar Jepang seperti ke Indonesia," ungkapnya.
Tokyu Security juga baru mengeluarkan produk baru Rescue untuk kaum lansia Jepang dalam bentuk kalung dan ada tombol merah.
Oleh karena itu 24 jam alat tersebut diharapkan bisa bersama lansia yang menggunakannya.
"Dalam keadaan darurat lansia memencet tombol tersebut dan segera petugas Tokyu akan datang membantu lansia tersebut."
Alat "Rescue" tersebut baru diluncurkan April 2019 tahun ini.