Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gerakan Kebudayaan Seniman Indonesia Tampil di Galeri Nasional Australia

Duta Besar Indonesia untuk Australia Kristiarto Legowo menjamu 24 seniman di Wisma Indonesia, Kamis (20/6/2019) malam.

Editor: Ferdinand Waskita
zoom-in Gerakan Kebudayaan Seniman Indonesia Tampil di Galeri Nasional Australia
Tribunnews.com/Ferdinand Waskita
Dubes RI untuk Australia Kristiarto Legowo menjamu seniman Indonesia 

TRIBUNNEWS.COM, CANBERRA - Duta Besar Indonesia untuk Australia Kristiarto Legowo menjamu 24 seniman di Wisma Indonesia, Kamis (20/6/2019) malam.

Puluhan seniman tersebut akan tampil dalam Contemporary Worlds: Indonesia yang digelar di National Gallery Australia

Perwakilan seniman, Tisna Sanjaya menyampaikan rasa terimakasih kepada Dubes RI untuk Australia Kristiarto Legowo yang menjamu para seniman.

"Mudah-mudahan ini bagian dari halal bi halal karena kita masih dalam rangka Idul Fitri jadi nanti kita saling mendoakan saling berbagi berkah," kata Tisna Sanjaya.

Tisna mengatakan pameran tersebut penting sebagai gerakan kebudayaan nasional. Ia mengingatkan karya seniman Indonesia pascareformasi merupakan tonggak dari perubahan sejarah peradaban di Indonesia.

"Kalau kita lebih dalam melihat ini- adalah sebuah solusi dari bidang seni budaya untuk riuh rendahnya situasi politik, perilaku beragama, kebudayaan, kapital, dan lain sebagainya. Juga hal-hal berhubungan dengan lingkungan hidup, pendidikan, dan lain sebagainya," ujarnya.

Tisna menuturkan karya seniman bukan hanya ekspresi personal untuk kebutuhan pribadi melainkan lahir dari proses hubungan dengan ragam komunitas atau lingkungan.

BERITA REKOMENDASI

"Jadi tidak muncul begitu saja. Tujuannya juga hanya untuk “art” saja. Jadi seni," ujar Tisna.

Tisna mengungkapkan karya yang ditampilkan di National Gallery Australia merupakan medan seni kontemporer yang merevitalisasi tradisi. Sehingga karya tersebut menjadi sebuah metode untuk gerakan kebudayaan.

Ia pun menyampaikan adanya perbedaan karya seniman pada saat orde baru serta pasca-reformasi.

"Yang mungkin membedakan seni kritis pada zaman orde baru yang musuhnya itu musuh bersama seperti rezim pada waktu itu. Tapi sekarang itu kritiknya lebih ke self-portrait," katanya.

"Tidak menuding kepada siapa tidak nyinyir karyanya, tapi lebih kontemplatif jadi memberikan solusi pada kebijakan diri maupun situasi yang ada di sekitar seni tersebut," imbuh Tisna.

Sementara Duta Besar Indonesia untuk Australia Kristiarto Legowo mengatakan pameran tersebut memperkuat pondasi hubungan antara Indonesia dengan Australia.

Baca: Profil Soegianto Soelistiono, Saksi Ahli Prabowo-Sandi di MK, Ternyata Bukan Ahli IT dari Unair

Baca: Yusril: Tim Hukum 02 Tidak Bisa Membuktikan Tuduhan, untuk Apa Kami Menghadirkan Saksi?

Diketahui, sejumlah seniman akan mennampilkan karya mereka di National Gallery Australia mulai 21 Juni 2019. Seniman yang tampil diantaranya FX Harsono, Tisna Sanjaya, Melati Suryodarmo dan lainnya. Tribunnews.com mengikuti acara ini bersama rombongan jurnalis media visit Kedutaan Besar Australia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas