Karya Melati Suryodarmo Curi Perhatian Pengunjung Pameran di Galeri Nasional Australia
Mimik wajah tegang sejumlah orang terlihat saat menyaksikan pertunjukkan Melati Suryodarmo.
Penulis: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, CANBERRA - Mimik wajah tegang sejumlah orang terlihat saat menyaksikan pertunjukkan Melati Suryodarmo.
Sebagian lainnya harus mengantre diluar ruangan untuk menyaksikan seniman kontemporer Indonesia itu di Galeri Nasional Australia.
Satu anak kecil menahan tangis dalam gendongan ibunya. Mereka pun kemudian keluar ruangan digantikan pengunjung lainnya.
Para pengunjung pameran Contemporary Worlds: Indonesia harus mengikuti aturan sebelum memasuki ruang pertunjukkan.
Mereka tak boleh mengeluarkan suara serta hanya bisa mengabadikan pertunjukan melalui ponsel tanpa flashlight.
Dalam ruangan, Melati mengenakan pakaian serba putih membawa senar panah. Pertunjukkan itu dimulai pukul 15.00-18.00 waktu setempat.
Melati menembakkan panah bambu ke dinding yang menghasilkan suara tertentu. Hal itu ia lakukan selama 800 kali. Suara berulang ini menjadikan sebuah irama yang menggema.
Karyanya dinamakan Transaction of Hollows.
Sesekali Melati melesakkan anak panah sisi pengunjung. Sehingga, pengunjung harus bergeser ke sisi lainnya tanpa suara.
Penampilan Melati ini banyak menarik minat pengunjung Australia. Mereka rela antre untuk melihat pertunjukannya.
Dalam pembukaan pameran, Melati mengatakan Contemporary Worlds: Indonesia membawa semangat baru.
"Ini tidak hanya mewakili sebuah negara atau budaya namun menyentuh dimensi baru yang cerah terhadap dunia kontemporer kita secara umum. Kita mendekati dunia kepada masyarakat bukan hanya sebagai perwakilan saja namun humanisme dan budaya," kata Melati.
Sementara, seniman kontemporer lainnya FX Harsono sempat menyinggunh saat Presiden ke-2 RI Soeharto jatuh dari kekuasaannya.
"Situasi politik di Indonesia berubah, berubah besar! Masyarakat dapat mudah bicara mengkritik pemerintah. Ini tampak seperti demokrasi yang sesungguhnya di Indonesia," kata FX Harsono.
FX Harsono mengatakan perubahan situasi tersebut juga membawa perubahan terhadap seni.
Baca: 8 Cara Seru Nikmati Musim Dingin di Australia, Termasuk Bertemu Satwa Liar
Baca: Menyusuri Megahnya Perpustakaan Nasional Australia, Simpan Ratusan Ribu Buku Indonesia
Seni, katanya, menjadi berubah besar dan juga didukung dengan munculnya teknologi baru.
"Karya seni di Indonesia dan seniman menjadi lebih banyak. Mereka tertarik pada banyak hal seperti budaya perkotaan, feminisme, dan karya lainnya seperti media seni," ujar FX Harsono.