Se Relaxer, Restoran Jepang Gaya Perancis Berusaha Jadi Tempat Makanan Halal
Yamamoto mengakui dirinya mulai tertarik dengan makanan halal karena mulai banyak temannya menyarankan makanan halal.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Lebih dari 10 tahun berkecimpung di dalam bidang restoran yang kini membuka usahanya sendiri "Se Relaxer" dengan gaya Perancis, kini mulai berusaha menjadi restoran halal.
"Saya suka memasak sejak kecil dan semakin menekuni bidang memasak ini serta membuka usaha ini lebih dari 10 tahun lalu di Kochi. Ini dengan semua bahan bakunya dari dalam Kochi sendiri," kata Chef dan pemilik restoran Se Relaxer, Takumi Yamamoto kepada Tribunnews.com, Jumat (9/8/2019).
Yamamoto mengakui dirinya mulai tertarik dengan makanan halal karena mulai banyak temannya menyarankan makanan halal dan sempat pula mengikuti seminar makanan halal di Jepang.
"Saya masih belum mengerti mengenai makanan halal walaupun sudah mulai belajar. Apalagi dengan adanya label halal yang masih penuh tanda tanya bagi saya," ungkapnya.
Diakuinya label halal buatan orang Malaysia yang ada di Jepang masih dipertanyakan karena dijual dengan harga tidak murah.
Baginya menyajikan makanan halal sama juga menyajikan makanan sehat dan setuju dengan konsep halal sehat tersebut.
"Mungkin suatu kali saya akan ke Indonesia belajar soal makanan halal, menarik juga ini," kata dia.
Tribunnews.com berkesempatan menikmati makanan "halal" yang dibuat Takumi Yamamoto, dengan cita rasa yang enak.
Susi telur, ikan dan sayur Jepang yang dibuatnya memiliki cita rasa yang lain namun sangat enak.
Ditambah sup tom yam kun ala Thailand yang agak pedas-pedas manis, membuat selera makan bertambah tinggi.
Akhirnya muncullah makanan utamanya berupa gorengan ikan dan ayak, bercampur sayuran Jepang semua dari Kochi yang meningkapkan rasa kesedapan makanan tersebut.
Pada akhirnya disajikan teh Kochi yang juga memiliki cita rasa teh yang nikmat, rasanya tak cukup minum satu gelas karena benar-benar menikmati rasa makanan dan minuman tersebut, meskipun belum ada label halal sekali pun.
"Kita hanya buka mulai jam 18.00-24.00. Pagi dan siang hari buat menyiapkan langsung semua bahan makanan dari Kochi sehingga semua menjadi segar saat dibuat di restoran sebelum disajikan bagi para tamu," ujarnya.
Kemudian datang berbagai pasokan bahan makanan seperti sayur buah ayam dan sebagainya yang baru diambil dari peternakan maupun tanah pertanian di Kochi.
Setelah menerima bahan dasar itulah, mulailah Yamamoto memasak makanan khusus untuk Tribunnews.com yang berusaha dilakukan dengan menjauhkan segala yang haram dalam proses pembuatannya.
Satu set makanan yang disajikan itu pun termasuk sup, sushi, makanan pokok dan teh yang lezat itu dipatok dengan harga 2.160 yen dan disajikan mulai sore hingga malam hari.
Harga tersbeut tidaklah mahal di Jepang untuk menyantap saat malam hari, karena biaya tenaga kerja di Jepang sangat mahal khususnya mulai malam hingga pagi hari.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.