Aksi Penyerangan kepada Jamaah Masjid Terjadi di Norwegia
Mereka menyelidiki penembakan di masjid Norwegia sebagai aksi teror setelah melukai satu orang jemaah yang ada di sana
Editor: Hendra Gunawan
Namun, dia menuturkan perawakannya seperti pemuda yang tidak mempunyai catatan kejahatan.
Selain sayap kanan garis keras, pelaku diketahui merupakan anti-migran dan bersimpati terhadap Vidkun Quisling, pemimpin Norwegia saat penjajahan Nazi Jerman.
Sumber kepolisian mengungkapkan tersangka nampaknya bertindak atas kemauannya sendiri.
Namun, dia sama sekali tidak berkata apa pun saat diinterogasi.
Media Norwegia memberitakan si pelaku diyakini sempat mengunggah forum daring sebelum menyerang, yang berisi pujian atas penembakan di masjid Selandia Baru.
Pada Maret lalu, seorang teroris asal Australia menyerang Masjid Al Noor dan Linwood yang terletak di Christchurch saat Shalat Jumat, dan membunuh 51 jemaah.
Unggahan itu juga berisi seruan untuk melakukan "perang ras".
Adapun si pelaku saat ini masih dijerat dengan pasal pembunuhan buntut penemuan jenazah adik tirinya.
Norwegia dikenal sebagai negara yang menerapkan aturan kepemilikan senjata ketat, dengan izin harus diberikan oleh kepala polisi setempat, berdasarkan Perpustakaan Kongres AS.
Buntut penembakan massal 2011, seluruh senjata otomatis, semi-otomatis, maupun yang sejenis dilarang, dengan saat ini diyakini terdapat 1.537.000 pucuk yang beredar.
Selandia Baru
Sebelumnya diberitakan, satu dari tujuh warga negara Indonesia (WNI) yang jadi korban serangan brutal di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, meninggal dunia.
WNI yang meninggal dunia akibat serangan brutal di Christchurch, Selandia Baru, ada Muhammad Abdul Hamid alias Lilik Abdul Hamid.
Kabar meninggalnya Abdul Hamid datang dari pengurus Masjid Al Noor, Christchurch, Sabtu (16/3/2019) sore. Atas informasi ini, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi langsung menghubungi Nina, istri almarhum, melalui telepon.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.