Pertikaian Kashmir, Iran Minta Pakistan dan India Tak Gegabah Lancarkan Aksi Militer
Baqeri juga meminta agar kedua pihak tetap tenang dan menghindari keputusan yang 'terburu-buru'.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN - Iran telah mendesak Pemerintah Pakistan dan India menghindari tindakan 'sembrono' dalam perselisihan Kashmir yang dapat berubah menjadi konfrontasi militer secara langsung dan menghancurkan seluruh kawasan.
Seperti yang disampaikan Kepala Angkatan Bersenjata Iran Mayjen Mohammad Baqeri kepada rekannya dari Pakistan, Qamar Javed Bajwa, dalam percakapan melalui sambungan telepon pada Sabtu lalu.
"Pendekatan militer di wilayah ini akan semakin memperumit situasi," kata Baqeri.
Baqeri juga meminta agar kedua pihak tetap tenang dan menghindari keputusan yang 'terburu-buru'.
Perlu diketahui, ketegangan telah memuncak di Jammu dan Kashmir sejak Senin lalu, saat India mencabut ketentuan konstitusional yang memungkinkan wilayah tersebut memiliki bendera, konstitusi dan otonomi sendiri atas administrasi internalnya.
Dikutip dari laman Russia Today, Senin (19/8/2019), pada awal pekan lalu, Perdana Menteri India Narendra Modi menyatakan, mengubah Kashmir yang dikelola India dari sebuah negara menjadi wilayah yang dikendalikan oleh pemerintah federal, akan membantu mengakhiri 'dekade terorisme' dan separatisme yang dipicu oleh Pakistan.
Baca: Heboh Pria di Kalbar Nikahi Dua Wanita Sekaligus dengan Mahar Rp 10.000, Alasannya Mengharukan
Untuk memperkuat kedaulatannya serta mencegah potensi terjadinya aksi terorisme dan kekerasan, India pun mengirimkan sekitar 35.000 tentara ke wilayah tersebut.
Baca: Siswi SMA di Jambi Bongkar Aib Persetubuhan dengan Guru Honorer, Dikerjain Usai Jam Pelajaran
Menjawab apa yang dilakukan negara tetangganya itu, Pakistan kemudian menurunkan hubungan diplomatiknya dengan India.
Baca: Aksi Heroik Lidia Septiani Berakhir Tragis: Kejar Jambet, Meninggal Dunia Diterjang Motor Pelaku
Bahkan negara tersebut juga menangguhkan hubungan perdagangan dan kereta apinya dengan India.
Kashmir, wilayah yang memiliki populasi mayoritas penduduk Muslim itu telah menjadi wilayah pertikaian antara India dan Pakistan sejak mereka memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada 1947 silam.
Tiga perang telah terjadi di wilayah Himalaya dalam 40 tahun terakhir, namun kedua negara itu gagal untuk merubah batas-batas dan kontrol negara.