Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Amerika Serikat Diambang Resesi Ekonomi, Berikut 9 Indikator yang Patut Dicermati

Saat ini mayoritas warga merika Serikat mencemaskan, perekonomian negara mereka akan jatuh ke jurang resesi.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Amerika Serikat Diambang Resesi Ekonomi, Berikut 9 Indikator yang Patut Dicermati
Vivo
New York 

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Saat ini mayoritas warga Amerika Serikat mencemaskan, perekonomian negara mereka akan jatuh ke jurang resesi.

Melansir CNBC, sebagai salah satu indikasinya, hasil pencarian di Google seacrh menunjukkan, kecemasan akan resesi kian meningkat sejak akhir Juli lalu.

Pada waktu itu, the Federal Reserve memangkas suku bunga acuan untuk kali pertama sejak terjadi krisis finansial.

Semua data yang datang ke investor dari segala penjuru menunjukkan sinyal resesi akibat melambatnya pertumbuhan ekonomi global dan perang dagang antara AS dan China.

Baca: Valuasi Tinggi Tapi Asetnya Minim, INDEF Ingatkan Startup Bisa Memicu Krisis Ekonomi

Perlambatan ekonomi global menekan bank sentral di seluruh dunia untuk menekan suku bunga acuannya di level terendah. Di sisi lain, perang dagang antara Washington dan Beijing menjadi sentimen pemberat bisnis.

Mengevaluasi indikator ini bukan perkara mudah.

Banyak ekonom, money manager dan analis tidak sepakat mengenai seberapa sehat atau tidak sehat ekonomi AS sebenarnya dan apakah ekspansi yang terjadi beberapa tahun terakhir akan terus berlanjut.

Berikut adalah sejumlah indikator resesi utama yang mengeluarkan sinyal merah:

Berita Rekomendasi

1. Pasar obligasi

Hal yang paling banyak dibicarakan mengenai pasar obligasi adalah terjadinya kurva yield terbalik.

Di tengah melorotnya suku bunga di pasar obligasi AS, tingkat yield untuk surat utang AS bertenor 10 tahun telah melorot di bawah yield surat utang bertenor 2 tahun. Kejadian ini berlangsung beberapa kali sejak 14 Agustus lalu.

Dalam market yang sehat, obligasi jangka panjang memberikan suku bunga yang lebih tinggi ketimbang obligasi jangka pendek. Nah, saat obligasi jangka pendet memberikan yield tinggi, inilah yang dinamakan kurva yield terbalik.

Baca Juga: Terancam default yang ke-9, Argentina minta tambahan waktu untuk bayar utang

Fenomena yang muncul di pasar obligasi ini memberikan sinyal resesi. CNBC mencatat, ada tujuh kali resesi yang ditandai dengan kurva yield terbalik. Menurut Credit Suisse, resesi akan terjadi rata-rata sekitar 22 bulan setelah terjadi kurva yield terbalik.

2. Produk Domestik Bruto (PDB)

Halaman
123
Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas