Pemindahan Venue Maraton Olimpiade 2020 ke Sapporo Jepang Ternyata Dilakukan Sepihak oleh IOC
Pemindahan venue Maraton untuk Olimpiade 2020 ternyata dilakukan sepihak oleh IOC dan membuat kaget pihak Jepang.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pemindahan venue (lokasi) Maraton untuk Olimpiade 2020 ternyata dilakukan sepihak oleh International Olympic Committee (IOC) atau Komite Olimpiade Internasional dan membuat kaget pihak Jepang.
"Terus terang kami kaget sekali dengan diumumkannya secara resmi pemindahan lokasi maraton dari Tokyo ke Sapporo kemarin," ungkap seorang pejabat Olimpiade kepada Tribunnews.com, Jumat (18/10/2019).
Setelah diselidiki ternyata pengaruh Amerika Serikat (AS) sangat kuat yang meminta kepada pihak IOC memindahkan lokasi tersebut berdasarkan fakta yang ada.
Misalnya saat diadakan maraton wanita di Jepang tanggal 27 September 2019, dengan suhu 32,7 derajat Celcius dan kelembaban 73,3 persen.
Akibat panas di Tokyo, 28 orang dari 68 peserta mengalami masalah, di antaranya berhenti karena kelelahan akibat panas, sakit dan sebagainya.
"Acara Olimpiade sebenarnya pengaruh besar dari pihak Amerika Serikat," tambahnya.
Sejak awal kegiatan ini direncanakan antara Juli hingga Agustus karena bulan September dan Oktober ada acara olahraga besar di AS seperti American Football, sofbol, dan basket ball.
Demikian pula rencana IOC mengusulkan awalnya 15 Juli - 31 Agustus, namun Tokyo meminta antara 24 Juli hingga 9 Agustus 2020 dan itu yang diputuskan.
Baca: Satpol PP Kaget Temukan Pasangan Pelajar Nyaris Tak Berbusana di Bilik Asmara Kawasan Wisata Parin
Baca: Andri Tak Pernah Curiga, Teman Kerjanya Ternyata Terpapar Radikalisme Hingga Diamankan Densus 88
Baca: Korban Terserempet Kereta Api Sempat Meminta Minum Sebelum Tewas
"Dari segi uang, kontribusi AS sangat besar di IOC. Penghasilan IOC 58,81 miliar yen dari uang siaran 47,38 miliar yen separuhnya didapat dari AS. Itu sebabnya pengaruh uang dan AS di IOC sangatlah besar. Mungkin karena melihat banyak atlet dunia berjatuhan saat musim panas, maka IPC memutuskan memindahkan ke Sapporo yang sekitar 4-5 derajat Celcius dan lebih sejuk," ungkapnya.
Meskipun demikian kesan Jepang berbohong saat mengusulkan meminta Olimpiade di Tokyo juga disampaikan Toru Tamakawa (56), anggota Dewan Redaksi TV Asahi.
"Saat mengajukan diri Jepang berbohong kepada IOC katanya Juli-Agustus panasnya biasa dan sangat baik bagi atlet dan cocok untuk Olimpiade. Tapi saya rasa pihak IOC juga tahu kalau Jepang bohong. Intinya ya dampak ekonomi yang besar yang disasar Jepang sehingga meminta Olimpiade dilakukan antara Juli - Agustus," ungkap Tamakawa, Jumat (18/10/2019) di acara Asahi TV.
Akibat pemindahan venue maraton dari Tokyo ke Sapporo ini membuat berbagai pihak menjadi sangat repot di Jepang.
Belum lagi soal tiket di mana penerima dan pembeli tiket maraton ada yang mempertanyakan, "Bagaimana tiket pesawat ke Sapporo apakah dapat gratis ke sana?"
Banyak masalah bermunculan saat ini dan miliaran yen pun akan bertambah dari anggaran sebelumnya sekitar 5 triliun yen untuk penyelenggaraan Olimpiade 2020 mendatang.