Di Kota Kamikatsu Jepang Pembuangan Sampah Dipilah Jadi 45 Jenis
Di kota Kamimatsu Tokushima, penggolongan tempat sampah dibagi menjadi 45 jenis sampah.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Di Jepang pembagian sampah digolongkan berdasarkan jenisnya sehingga sampah tersebut bisa didaur ulang, misalnya sampah non dapur, beling (botol) dan kaleng.
Namun ternyata pembagian empat macam sampah itu belum apa-apa dibandingkan dengan di Kamikatsu Tokushima yang berpenduduk 1.482 orang saat ini (60 persen wanita).
Di kota ini, penggolongan tempat sampah dibagi menjadi 45 jenis sampah.
"Kita ketahuan ada peraturan yang semakin ketat mengenai pembuangan sampah. Lalu mulai tahun 2001 kita bagi rinci menjadi 34 jenis sampah," kata Midori Suga, pejabat Kota Kamikatsu kepada Tribunnews.com, Senin (21/10/2019).
Ternyata ada alasan mengapa sampah ini dibagi lebih rinci lagi, menjadi 45 jenis dari 13 kategori.
Baca: Jerman Siap Terima PMI Terampil Melalui Skema Kerjasama Pemerintah (G to G)
"Dari rincian 34 jenis itu masih bisa bagi lagi menjadi 45 jenis sampah, sehingga tingkat proses daur ulang saat ini menjadi sedikitnya 97 persen menjadi berguna lagi bisa didaur ulang," tambahnya.
"Pemisahan sampah sampai 45 jenis sampah itu dimulai tahun 2017 dan kita kerja sama dengan NPO Zero Waste Academy di mana akhirnya kita dapat penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup Jepang serta tahun lalu dari Brazil saat pertemuan di sana mengenai zero waste," kata dia.
Oleh perusahaan daur ulang, sampah yang sudah dibagi-bagi tersebut dibeli dan uang hasil penjualan itu diperuntukkan bagi masyarakat Kamikatsu yang dibuat dengan sistem poin.
Semakin banyak sampah dikumpulkan dan sudah dibagi-bagi terinci, semakin banyak poin diperoleh.
"Prinsipnya dari kita untuk kita semua, sehingga semua mendapatkan manfaat dan termotivasi untuk melakukan dengan baik, walaupun saat awal mulai program sampah ini agak bingung juga masyarakat karena meminta sampai detil pembagian sampah," ujarnya.
Namun dengan penjelasan dan manfaat yang diperoleh, akhirnya semua anggota masyarakat mendukung program tersebut dan menjalankan dengan baik hingga kini.
Jumlah sampah di Jepang per tahun 2016 mencapai 43,2 ton. Info Kamikatsu-cho dapat dilihat di http://jepang.com/kamikatsu.pdf
Kamikatsucho terletak di hulu Sungai Katsuura, sekitar satu jam dengan mobil dari Kota Tokushima, hampir di tengah-tengah Perfektur Tokushima dengan 85,4 persen dari total area adalah hutan gunung dan ada beberapa dataran.
Sekitar 1.482 orang tinggal di 800 desa kecil dan besar yang tersebar di ketinggian antara 100 dan 800 meter di atas permukaan laut.
Baca: Pengakuan Raffi Ahmad Soal Mobil Lamborghininya yang Terbakar: Sempat Dilema saat Lihat Kepulan Asap
Kota Kamikatsu adalah kota pertama di Jepang tahun 2003 mendeklarasikan "Zero Waste" dengan tujuan "zero waste tanpa pembakaran atau pembuangan akhir tahun 2020".
Sebenarnya sejak ahun 1994, "Rencana Kota Daur Ulang" diformulasikan untuk mempersempit kebijaksanaan untuk mengurangi limbah.
Pada tahun 1995, Kamikatsu-cho mulai mensubsidi pembelian mesin pengolah sampah rumah tangga untuk pertama kalinya.
Pembayaran sendiri per rumah tangga hanya 10.000 yen.
Tingkat penetrasi mesin pengolahan mencapai 97 persen, dan seluruh jumlah sampah di kota berhasil diproses di setiap rumah tangga sumber.
Pada tahun 1997, sebagai tanggapan terhadap berlakunya Undang-undang Wadah dan Kemasan Daur Ulang, mulailah barang dipisah-pisahkan dengan rinci.
Baca: Angin Kencang di Kota Batu, Seorang Meninggal, 550 Warga Mengungsi
Pengolahan limbah Jepang sebanyak 43,17 juta ton pada tahun fiskal 2016 atau bisa dibayangkan luasnya sama dengan 116 kali luas Tokyo Dome digunakan untuk pengumpulan sampah tersebut.
Jadi perlu banyak tempat untuk sampah di Jepang.
Namun dengan perincian pembuangan sampah dilakukan penduduk Kamimatsu, masalah sampah teratasi dengan baik dengan daur ulang yang mudah sekali dan bermanfaat bagi semua orang.
Memang pantas mendapat penghargaan kota dan penduduknya.