Sejumlah Media Asing Soroti Pengangkatan Bos Gojek Nadiem Makarim sebagai Mendikbud
Nadiem yang memiliki latar belakang pendiri startup yang kini telah menyandang status decacorn, tentunya menjadi sorotan media asing.
Editor: Hasanudin Aco
Sementara itu media bisnis Nikkei Asian Review menyoroti kepergian Nadiem Makarim dari GoJek saat kompetisi dengan Grab semakin meningkat dalam artikel GoPolitics: Pendiri Gojek Bergabung dengan Kabinet Indonesia".
Nikkei menyebut GoJek saat ini kalah dari Grab di pasar Indonesia.
Grab, menurut firma ABI Research, memegang 64 persen pangsa pasar ride-hailing di Indonesia.
Meski demikian, tulis Nikkei, Nadiem pernah mengatakan bahwa segmen ride-hailing hanya memberikan kontribusi tak sampai seperempat dari nilai penjualan keseluruhan (GMV) di GoJek.
Sebagai Mendikbud yang baru, Nadiem mengaku bakal menghadapi tugas berat untuk memajukan Sumber Daya Manusia Indonesia lewat pendidikan.
Apalagi dia juga akan mengepalai urusan pendidikan tinggi (Dikti) yang kini bernaung kembali di bawah Kemendikbud, setelah sebelumnya sempat berdiri terpisah.
"Di bawah saya bukan hanya Kemendikbud tradisional saja, tapi juga Dikti. Tapi itu bagus karena semuanya nanti bisa berjalan terpadu," ujar Nadiem kepada wartawan saat ditemui usai pengumuman kabinet di Istana Negara.
Jangan panggil Pak
Nadiem Makarim resmi menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) di era Jokowi-Ma'ruf.
Dia menggantikan Muhajir Effendy yang mendapatkan tugas baru sebagai Menteri Koordinator Bidang Pengembangan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK).
Sebagai menteri muda atau milenial, eks founder Gojek tersebut melontarkan guyonan kepada para jajaran menteri.
"Memang untuk urusan formalitas saya masih harus belajar. Saya bilang jangan panggil saya Pak Nadiem, panggil saya dengan sebutan 'mas' saja," kata Nadiem di kantor barunya, Kemendikbud, Jakarta Pusat, Rabu (23/10/2019).
Selain itu, Nadiem juga berbicara bagimana pekerjaannya yang kini mengurusi pendidikan, hal yang berbeda saat Nadiem berada di Gojek.
Nadiem mengakui dalam 100 hari ke depan, belum ada langkah-langkah besar yang akan diambilnya sebagai Mendikbud.
"Rencana saya 100 hari untuk duduk dan mendengar berbicara dengan para pakar yang telah berdampak pada pendidikan. Selama 100 hari saya akan belajar untuk murid-murid Indoenesia" pungkasnya.