Gadis 19 Tahun Dibakar Hidup-hidup Karena Laporkan Aksi Bejat Kepala Sekolah Kepada Polisi
Gadis berusia 19 tahun di Bangladesh dibakar hidup-hidup karena melaporkan pelecehan seksual yang dilakukan kepala sekolah.
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, FENI - Gadis berusia 19 tahun di Bangladesh dibakar hidup-hidup karena melaporkan pelecehan seksual yang dilakukan kepala sekolah.
Akibat peristiwa tersebut, pengadilan Bangladesh menghukum mati 16 orang pelakunya.
Nusrat Jahan Rafi meninggal pada April lalu di kota kecil bernama Feni, berlokasi sekitar 160 kilometer di luar ibu kota Dhaka.
Kasusnya menjadi perdebatan di kalangan aktivis mengenai budaya impunitas atas pelecehan seksual di negara Asia Selatan berpenduduk 168 juta itu.
Baca: Jadwal MotoGP Australia 2019, Latihan Bebas Dimulai Hari Ini Jumat 25 Oktober 2019
Nusrat Jahan Rafi disiram bensin dan dibakar hidup-hidup pada 6 April setelah melaporkan pelecehan seksual yang dilakukan kepala sekolah.
Dilansir AFP dan BBC Kamis (24/10/2019), dia dijebak ke atap di mana si pelaku memaksanya supaya mencabut laporan di polisi.
Baca: Termasuk Bob Marley dan Mark Twain, Bagaimana 6 Orang Ini Bisa Ramal Kematiannya dan Terbukti?
Ketika gadis itu menolak, para pelaku langsung mengikatnya, menyiramnya dengan bensin dan membakarnya.
Dia tewas empat hari kemudian karena luka bakar 80 persen.
Sebelum meninggal, diketahui Nusrat sempat mengucapkan kalimat penghabisan bahwa dia akan berjuang, yang kemudian direkam saudaranya.
Kematiannya memicu kengerian di seantero Bangladesh, dengan pengunjuk rasa turun ke jalan dan meminta "hukuman berefek jera" dalam tuntutannya.
Baca: Termasuk Bob Marley dan Mark Twain, Bagaimana 6 Orang Ini Bisa Ramal Kematiannya dan Terbukti?
Pembunuhan itu memberikan tekanan bagi pemerintahan Perdana Menteri Sheikh Hasina, di mana dia memerintahkan 27.000 sekolah membentuk komite mencegah kekerasan seksual.
Pemberian hukuman mati kepada 16 pelaku, seperti dikatakan Jaksa Hafez Ahmed, menunjukkan bahwa siapa pun tidak akan lari dari hukum jika sudah membunuh.
Di antara mereka yang dihukum mati, terdapat Siraj Ud Doula, kepala sekolah yang memerintahkan supaya Nusrat dibakar bidup-hidup.
Selain Doula, terdapat dua guru dan dua teman sekelas Nusrat, yang terlibat dalam pembunuhan dengan cara menjaga agar dia tak kabur.