Bella Thorne, Sutradara Film Dewasa Ungkapkan Penyesalannya dan Menangis
"Bicara tentang dunia yang seperti ini membuaku sedih," kata Bella, sebagaimana dilaporkan oleh wartawan BBC World Service, Megha Mohan.
Editor: Hasanudin Aco
Kini foto beberapa temannya yang terkenal.
GETTY IMAGES/
Di bukunya, Bella menggambarkan dengan rinci pelecehan seksual yang ia alami ketika ia anak-anak - dengan menyembunyikan identitas pelakunya. Ia menjelaskan bahwa ia tak pernah melaporkan kejahatan yang menimpanya itu karena ketika itu ia takut tidak dipercaya.
Melihat foto-fotonya telanjang dada, perasaan sama seperti ketika dilecehkan waktu itu muncul lagi pada dirinya.
"Ini terjadi lagi," pikirnya. "Seseorang membuat keputusan tentang diriku tanpa aku kehendaki. Ini terjadi lagi, seseorang memaksaku melakukan hal-hal seksual kepadaku dengan mengedarkan gambarku di luar kekuasaanku".
Lalu ia mengambil keputusan. Melalui akun media sosial miliknya - Bella punya tujuh juta pengikut di Twitter, 22 juta di Instagram dan sembilan juta di Facebook - ia mengunggah fotonya bertelanjang dada, diiringi tangkapan layar (screenshot) teks yang mengancam dari peretas yang mengiriminya foto itu, serta pesan darinya sendiri.
"Saya memasang foto ini karena ini KEPUTUSAN SAYA SENDIRI, DAN ANDA TAK BISA MENGAMBIL HAL INI DARI DIRI SAYA."
Keputusan ini menimbulkan perdebatan tajam.
Bintang film Whoopi Goldberg, lewat acara TV Amerika The View, menegur Bella Thorne. Teguran itu bukan soal mengunggah foto telanjangnya sendiri, tapi justru untuk membuat potret itu sejak awal.
"Ketika Anda terkenal, tak peduli berapapun usianya, jangan memotret diri sendiri dalam keadaan telanjang," kata Goldberg dalam diskusi panel di program TV itu.
"Sekali saja Anda melakukannya, foto itu akan tersimpan di jaringan internet dan akan tersedia bagi peretas yang mencarinya".
Krisis kesehatan mental
Thorne menanggapi Goldberg di Instagram. Sambil menangis ia menyebut komentar Goldberg, "sungguh menjijikkan".
"Lebih menyakitkan lagi ini datang dari perempuan yang kukagumi," kata Thorne.
Thorne menambahkan bahwa mempermalukan orang muda di depan umum - terutama mereka yang sudah dalam keadaan malu dan rentan - bisa mendorong mereka kepada krisis kesehatan mental.