Eimi Haga, Mahasiswi Peneliti Ninja Jepang Berharap Bisa Berkunjung ke Bali
Eimi Haga, mahasiswi tingkat satu berusia 19 tahun baru-baru ini mendapatkan nilai bagus setelah menulis makalah menggunakan tinta yang tak terlihat.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Eimi Haga, mahasiswi tingkat satu berusia 19 tahun baru-baru ini mendapatkan nilai bagus setelah menulis makalah menggunakan tinta yang tak terlihat, seperti cara yang dilakukan ninja.
"Saya dengar Bali indah sekali, saya mau sekali ke Bali," kata Eimi Haga kepada Tribunnews.com, Minggu (3/11/2019).
Eimi diminta dosennya, Prof Yuji Yamada (52) untuk membuat laporan kunjungannya ke museum ninja.
"Saya buat laporan menggunakan Aburidashi, teknik untuk melakukan korespondensi secara rahasia di masa lalu Jepang, terutama oleh para ninja," kata Eimi.
Hasilnya, dia mendapat nilai sangat bagus dari senseinya itu.
"Anak itu memang pintar sekali," kata Yamada kepada Tribunnews.com.
Tahun bertama jurusan Sejarah di Universitas Mie, Eimi Haga merupakan anak satu-satunya di keluarganya.
"Orang tua sih sempat kaget juga kok ambil jurusan sejarah ninja. Tapi ya mereka mengerti juga akan ketertarikan saya di bidang sejarah dan budaya Jepang," lanjut Eimi.
Di masa mendatang Eimi mengaku mungkin tidak akan meneliti soal ninja tetapi lebih kepada budaya Jepang lainnya.
Baca: Kesedihan Para WNI di Jepang Saat Bicarakan Antisipasi Bencana Alam
Baca: Kasir Gunakan Ingatan Fotografisnya untuk Curi Data Kartu Kredit Pelanggan, 1300 Orang Jadi Korban
"Saya sangat tertarik kepada pakaian kuno Jepang seperti kimono kuno dan sejenisnya. Sejarah dan budaya Jepang itu sangat menarik di hati saya," kata dia.
Saat ini Eimi Haga mengaku belum punya pacar, tetapi kalau punya pacar pun mungkin akan memilih orang Jepang saja agar komunikasinya mudah satu sama lain.
Di masa kecil sekali dia pernah ke Swiss tetapi mengakui tak ingat apa-apa mengenai Swiss.
Lalu Eimi juga ingin ke Bali dan ke London terutama mengenai Clock Tower London sangat menarik baginya.
Gadis berusia 19 tahun itu mencoba melakukan uji coba sepanjang malam, dia merendam kedelai dan menghancurkannya.
Baca: POPULER: Bos Yakuza Jepang Keluar dari Penjara, Sewa Satu Gerbong Shinkansen VIP, Dikawal 50 Orang
Baca: Kongres Pendidikan Asia IAFOR di Jepang Tampilkan Wakil-wakil dari Indonesia
Dia kemudian mencampur remasan kedelai dengan air, dan mengambil sarinya dalam konsentrasi yang tepat untuk dijadikan tinta.
Setelah itu dengan hati-hati, dia mengoleskan tinta itu di washi (kertas tipis), dan membiarkannya hingga kering untuk memastikan "tintanya" bekerja.
Hasil penulisan aburadashi itulah yang sangat mengesankan dosennya, Yamada.
Bagi yang menggemari budaya Jepang silakan bergabung ke WAG Pecinta Jepang dengan kirim email ke: info@jepang.com