Jepang Evaluasi Kembali Jarak Penempatan Sistem Rudal Pencegat Aegis Ashore
Kementerian Pertahanan Jepang akan melakukan evaluasi terhadap rencana penyebaran sistem rudal pencegat baru Aegis Ashore.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kementerian Pertahanan Jepang akan melakukan evaluasi terhadap rencana penyebaran sistem rudal pencegat baru "Aegis Ashore", dengan mempertimbangkan data survei yang ada sekaligus mempertimbangkan jarak ke daerah pemukiman.
"Kementerian Pertahanan akan mengevaluasi kembali penempatan sistem aegis ashore yang baru," tegas Sekretaris Kabinet, Yoshihide Suga, Kamis (21/11/2019).
Atas rencana penyebaran sistem rudal pencegat baru "Aegis Ashore", Kementerian Pertahanan telah melakukan survei dan survei lainnya diserahkan ke pihak lain yang profesional karena ada banyak kesalahan data survei di lokasi kandidat pada survei sebelumnya.
"Pihak pertahanan akan mempertimbangkan zero-base termasuk Area Latihan Shinya di Kota Akita, Area Latihan Hirosaki di Perfektur Aomori, dan 18 tanah milik negara," ujarnya.
Pihak pemerintah Jepang akan mengevaluasi berbagai kondisi secara komprehensif, termasuk pula jarak dari area perumahan akan menjadi pertimbangan penting.
"Kami ingin memastikan bahwa Kementerian Pertahanan dapat memperoleh kembali kepercayaan dari masyarakat dan mempersiapkan penjelasan yang menyeluruh," tambah Suga.
Beberapa anggota masyarakat belum lama ini menentang pemasangan sistem Aegis Ashore yang baru tersebut karena dianggap mengganggu ketenangan lingkungan rumah mereka dan ketakutan jadi sasaran utama penembakan rudal musuh apabila terjadi perang.
Baca: Stasiun JR Harajuku di Tokyo, Tempat Mangkal Anak Muda Jepang akan Dibongkar Setelah Olimpiade 2020
Baca: Mulai 2020 China Kembali Buka Kran Impor Daging Sapi Enak dari Jepang
Baca: Padatnya Agenda Kunjungan Paus Fransiskus di Jepang, 23 Hingga 26 November 2019
Sistem pencegatan rudal musuh tersebut dipasang untuk mengantisipasi terutama rudal Korea Utara yang diluncurkan selalu mendadak selama ini ke lokasi yang tidak jelas pula.
Bahkan satu rudal sempat melewati Pulau Honshu Jepang.
Sebelumnya Jepang telah memasang 2 unit sistem pencegat rudal dengan harga 138 miliar yen per satu unit sistem.
Kini Jepang membeli lagi yang baru sehingga berharap seluruh wilayah di Jepang nantinya dapat tercover oleh sistem milik pemerintah Jepang itu.
Selama ini perlindungan Jepang tergantung kepada militer Amerika Serikat terutama yang berpangkalan di beberapa tempat di Jepang seperti di Yokosuka dan Okinawa.