Korban Bom Atom di Kepulauan Marshall Jepang Minta Paus Fransiskus Imbau Dunia Bebas Nuklir
Salah satu korban bom atom di Kepulauan Marshall 1 Maret 1954, Matashichi Oishi (85), meminta Paus Fransiskus agar mengimbau dunia bebas nuklir.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Salah satu korban bom atom di Kepulauan Marshall 1 Maret 1954, Matashichi Oishi (85) meminta Paus Fransiskus agar mengimbau dunia bebas nuklir.
Diketahui Paus Fransiskus mulai Sabtu (23/11/2019) besok akan mengunjungi Jepang dengan sejumlah agenda padat hingga beberapa hari ke depan.
Matashichi Oishi adalah mantan anggota kru dari kapal penangkap ikan Fukuryu Maru Kelima (Daigo Fukuryu Maru).
Baca: Rumah Sakit Universitas Kyoto Jepang Minta Maaf, Berlebihan Memberikan Obat Hingga Pasien Meninggal
Baca : Kabar Buruk Anies Baswedan, Perbuatannya Soal TGUPP Ini Dinilai Langgar Hukum, Terancam Kena Sanksi
"Saya membuat surat untuk Paus dan memintanya agar mengimbau dunia bebas nuklir," kata Oishi kepada pers, Kamis (21/11/2019).
Pada tahun 1952, seorang mantan anggota kru dari Fukuryu Maru Kelima, kebetulan berada di daerah bikini atol di kepulauan Marshalll tempat Amerika Serikat membuat uji coba nuklir.
"Tolong umumkan keinginan Paus untuk perdamaian bagi dunia demi masa depan yang bebas nuklir," kata dia.
Saat kejadian ledakan nuklir tersebut, Oishi berusia 20 tahun dan kapal berisi 23 orang termasuk dirinya. Umumnya sudah menibggal dunia dan tinggal Oishi yang masih hidup hingga kini.
Baca: Kuil di Jepang Jadi Korban Tempat Perang Warga Hong Kong dan China
Baca: Tak Hanya Manusia, Tikus Jepang pun Suka Berendam Air Panas
"Saya ingin Paus dan banyak orang mengetahui mengenai kasus pulau bikini atol. Jadi tidak hanya Nagasaki dan Hiroshima saja korban bom atom AS," ujarnya.
Isi surat itu juga memaparkan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Jepang selama lebih dari 20 tahun memiliki ketakutan akan nuklir, trauma, dan menyatakan tekad kuat untuk terus memohon sampai akhir, memikirkan tentang penyesalan terhadap sesama anggota kru yang telah meninggal.
Selain itu, ada banyak orang yang tidak tahu atau lupa tentang insiden itu, tetapi setelah meminta agar mereka tidak boleh lupa, perdamaian dunia untuk masa depan yang bebas nuklir sangatlah diharapkannya.
"Saya ingin bekerja sama untuk mengajukan segala upaya agar senjata nuklir bisa dihapuskan dari muka bumi ini," ungkapnya.
Paus Fransiskus tiba di Tokyo besok siang dari Thailand dan kembali ke Roma Vatikan 26 November siang hari dari Bandara Haneda Jepang.