Tak Punya Kesempatan Menyusui Anaknya Sendiri, Ibu Ini Donasikan ASI-nya untuk Bayi Lain
Seorang ibu mendonasikan ASI-nya untuk bayi yang membutuhkan setelah bayinya sendiri meninggal dunia 3 jam setelah dilahirkan
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Seorang ibu mendonasikan ASI-nya untuk bayi yang membutuhkan setelah bayinya sendiri meninggal dunia 3 jam setelah dilahirkan
TRIBUNNEWS.COM - Sierra Strangfeld merasa amat bahagia saat mengetahui ia hamil lagi.
Kehamilan itu merupakan kehamilan keduanya.
Sierra tak sabar untuk bisa menyusui anak keduanya itu.
Ia tak bisa menyusui putri pertamanya, Porter, karena putrinya itu mengalami "Tongue Tie" atau "Lip Tie" yang membuatnya tak bisa menyusui.
Namun, harapan Sierra runtuh saat mengetahui kondisi janinnya.
Baca: Ibu Sering Berkelahi dengan Pacar, Anak Ditelantarkan, Dibiarkan Kelaparan sampai Gerogoti Wallpaper
Saat usia janinnya memasuki 20 minggu, Sierra diberitahu, calon anaknya itu mengalami kondisi langka yang disebut Trisomy 18 atau Sindrom Edwards.
Menurut PEOPLE, janin dengan kondisi itu memiliki kromosom ekstra yang menyebabkan terlambat atau bahkan terhentinya pertumbuhan.
Kondisi itu juga mengakibatkan bentuk kepala bayi tidak normal, kaki bengkok, dan cacat pada organ dalam.
Kemungkinan bayi selamat sangatlah kecil.
Sebagian besar kasus, si ibu akan keguguran atau bayi meninggal dunia tak lama setelah dilahirkan.
Pada kasus Sierra, bayinya meninggal dunia hanya sekitar 3 jam setelah dilahirkan.
Saat pertama kali diberitahu dokter tentang kondisi calon bayinya, Sierra dan suaminya, Lee, merasa dunia runtuh.
Mereka tak pernah tahu akan bertemu bayi mereka atau tidak.
Baca: Pertumbuhan Pria Ini Terhenti sejak Usia 6 Tahun, Kini Frustasi Tak Bisa Menikah karena Belum Puber
Setelah menghabiskan dua bulan ke depan untuk pemeriksaan rutin, pada 5 September, pemilik salon dari Neillsville, Wisconsin, Amerika Serikat ini, diperingatkan, anaknya mungkin akan lahir beberapa minggu ke depan dalam keadaan tak sempurna.
Meski sedih mendengar itu, Sierra tetap ingin menggendong bayinya itu walau hanya sebentar saja.
Operasai sesar pun dilakukan.
Setelah dilahirkan, bayi yang diberi nama Samuel itu bertahan selama 3 jam.
Sierra bersyukur berkesempatan menggendong bayinya itu.
Meski bayinya akhirnya meninggal dunia, Sierra ingin melakukan sesuatu.
Ia memutuskan untuk memompa ASI-nya dan mendonasikannya pada bayi-bayi lain yang membutuhkan.
"Ini ada sesuatu yang bisa aku kendalikan."
"Aku tidak bisa mengendalikan diagnosis Samuel."
"Aku tidak bisa mengendalikan hidup dan matinya."
"Tapi aku bisa mengendalikan apa yang akan aku lakukan setelahnya."
"Aku tidak bisa menyelamatkan nyawa Semuel, tapi dengan mendonasikan ASI, mungkin aku bisa menyelamatkan hidup bayi lain," ucap Sierra.
Sierra awalnya memasang target memompa 1000 ml ASI pada 13 November 2019, tanggal prediksi lahir Samuel.
Tapi ia sadar ASI-nya tidak banyak.
Ia kemudian mengurangi targetnya menjadi 500 ml.
Saat hari itu tiba, Sierra kemudian mendonasikan semuanya ke bank ASI.
Sierra mengungkapkan pengalaman itu menantang, ia juga merasa puas.
Ia berkata, "Rasanya damai saat aku tahu aku melakukannya untuk membantu orang lain. Tapi aku juga merasa sedih. Aku bisa memberi susu pada bayi lain, tapi tidak pada bayiku sendiri."
"Samuel adalah alasanku memberikan ASI. Aku melakukan ini atas namanya."
Sierra kemudian menceritakan hari dimana ia mendonasikan ASI-nya.
"Hari itu sangatlah emosional. Hari itu hari pertama aku kembali ke rumah sakit setelah kehilangan Samuel."
"Berjalan di lorong rumah sakit, aku merasa Samuel ada di sisiku, rasanya nyaman," ucap Sierra di laman Facebook-nya.
"Kami berjanji padanya akan menceritakan kisah ini, meski kami tak pernah menyangka responnya luar biasa seperti ini."
"Tujuan kami adalah memiliki organisasi non-profit dengan nama Samuel, yaitu Smiling for Samuel."
"Kami memiliki impian dan harapan besar untuk melanjutkan warisannya."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)