Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ternyata 90% Produksi Sarung Tangan di Jepang Berasal dari Kota Higashi Kagawa

Kesempatan bagi industri sarung tangan untuk datang ke Kagawa Timur sudah ada sejak zaman Meiji.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Ternyata 90% Produksi Sarung Tangan di Jepang Berasal dari Kota Higashi Kagawa
Ist
Patung Tanatsugu Tatsukichi (1874~1958) di taman tengah kota Kagawa Timur. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Selama ini kota Kagawa atau Perfektur Kagawa terkenal dengan udonnya.

Namun ternyata produksi terbesar sarung tangan di Jepang, mulai satung tangan bagi pekerja pabrik, sarung tangan ibu-ibu dan sebagainya, 90% berasal dari Higashi Kagawa atau kota Kagawa Timur di perfektur Kagawa.

"Orang Kagawa sangat gigih sekali dalam berusaha. Dulu sempat membuat garam dan gula, karena banyak sekali produk impor menghantam masuk, beralih ke bisnis lain dan bangkit kembali," papar Aiko Takayama seorang warga Kagawa kepada Tribunnews.com Kamis ini (5/12/2019).

Kesempatan bagi industri sarung tangan untuk datang ke Kagawa Timur sudah ada sejak zaman Meiji.

Dimulai pada tahun 1888 ketika penduduk setempat bernama Futago Shunrei, yang tinggal di Higashi-Kagawa, melarikan diri dengan seorang wanita yang dicintainya.

Mereka tidak mungkin menikah dengan kehendak mereka, sehingga pindah ke Osaka dan tinggal di sana (kawin lari).

BERITA REKOMENDASI

Kemudian mereka membuat sarung tangan yang mulai mencari nafkah bagi kehidupannya sehari-hari.

Untuk membantu dan memperluas bisnis kedua orang ini, sepupu Tanatsugu Tatsukichi dan yang lainnya bergabung dengan manajemen.

Pada tahun 1892, bahkan setelah kematian Shunrei, Tatsukichi terus melanjutkan usahanya tersebut.

Sementara itu usaha lagi menurun di Higashi Kagawa, kota asal mereka.

Perfektur Kagawa pada awalnya memiliki iklim hangat dengan sedikit curah hujan, dan merupakan daerah di mana industri gula dan industri garam dikembangkan.


Gula putih, yang berasal dari Higashi Kagawa, dan garam, yang membanggakan produksi tertinggi di negara itu pada akhir periode Edo, cocok untuk kondisi iklim dengan hujan ringan.

Namun, pada paruh kedua periode Meiji, volume produksi menurun karena peningkatan impor gula dan garam dari negara lain, dan industri mulai menurun.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas