Khawatir Ditinggal Nikah Lagi, Penderita Kanker Ini Tembak Suami Lalu Bunuh Diri
Dokter mengatakan pada Pilaiwan tidak punya waktu banyak dan sekarang sudah terlambat untuk menyelamatkan hidupnya.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM - Siapapun yang menderita kanker stadium akhir pasti diwarnai kesedihan karena tak lama lagi hidupnya mungkin akan berakhir.
Sama halnya dengan wanita bernama Pilaiwan Kimaphan (38) dari Provinsi Chachoengsao, Thailand yang didiagnosis menderita kanker sinus stadium akhir ini.
Dokter mengatakan pada Pilaiwan tidak punya waktu banyak dan sekarang sudah terlambat untuk menyelamatkan hidupnya.
Jadi mengetahui hal itu dia sedih dan hal yang paling membuatnya sedih adalah takut jika suaminya menikah lagi jika ia meninggal.
Tetangganya mengatakan, "Tuan Montree (suami Pilaiwan) sangat populer di kalangan wanita di daerah itu."
"Tapi dia sangat mencintai keluarganya, dan pandai merawat istri serta anaknya, bahkan saat Pilaiwan sakit parah hingga tubuhnya menjadi kurus," katanya.
"Tapi Pilaiwan selalu khawatir tenyang suaminya jika memiliki wanita lain, karena dia cukup tampan dan memiliki banyak uang," jelasnya.
Hingga akhirnya dugaan ketakutan itu menjadi sebuah petaka besar bagi keluarga Pilaiwan dan Montree.
Pada 15 Desember 2019, Pilaiwan ditemukan tewas di rumahnya. Tepat di sebelah tubuh suaminya Montree (43) keduanya terbaring dalam genangan darah penuh luka tembak.
Tetangganya mendengar suara tembakan dan segera melaporkannya ke polisi. Setibanya di lokasi kejadian, polisi melihat Montree masih bernapas.
Akhirnya dia dilarikan ke rumah sakit dan diletakkan di ruang gawat darurat, kemudian di beri ventilator dan berusaha diselamatkan.
Para tetangga mengatakan, sejak Pilaiwan berjuang melawan kanker dia selalu takut suaminya menikah lagi.
Polisi yang memeriksa tempat kejadian, menemukan pistol yang digunakan Pilaiwan.
Kepala Polisi mengatakan, "dari bukti dan tetangganya, percaya bahwa istrinya menderita kanker terminal, dan menyebabkan suasana suram di rumah."