Makin Panas, Iran Ungkap Kemungkinan Langgar Kesepakatan Nuklir, Kecuali Amerika Mau Hapus Sanksi
Pasca terbunuhnya Qassem Soleimani, Iran dan Amerika Serikat semakin memanas. Iran mengumumkan kemungkinan untuk melanggar kesepakatan.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Dilansir Kompas.com, Teheran mengumumkan sukses meluncurkan rudal jelajah yang mampu menjangkau jarak hingga 1.200 kilometer.
Hal itu bertepatan dengan peringatan 40 tahun revolusi Islam yang terjadi di iran pada 1979.
Rudal tersebut dinamai Hoveizeh.
"Uji coba rudal jelajah Hoveizeh telah dilakukan dengan sukses pada jarak 1.200 kilometer dan secara akurat mampu mengenai sasaran," kata Menteri Pertahanan Iran, Amir Hatami, seperti dikutip stasiun televisi pemerintah, 2 Januari 2019.
Jarak jangkauan rudal jelajah Hoveizeh tersebut masih ada dalam batas jangkauan misil yang ditentukan Iran secara sukarela, yakni 2.000 kilometer.
Meski jangkauan rudal dibatasi, namun rudal Iran masih dapat mencapai Israel maupun pangkalan-pangkalan negara Barat yang ada di Timur Tengah.
"Iran tidak memiliki niat untuk meningkatkan jangkauan rudalnya," kata sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, Laksamana Ali Shamkhani, Selasa (29/1/2019).
Nama rudal jelajah terbaru Iran tersebut mengambil dari sebuah kota di Provinsi Khuzestan barat daya yang hancur pada 1980-1988 dalam perang melawan pasukan Irak di bawah Saddam Hussein.
Diketahui saat ini Iran saat masih terkekang oleh kesepakatan 2015 dengan negara-negara besar dunia dalam mengembangkan teknologi rudal balistik.
Di bawah Resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB yang diadopsi untuk kesepakatan itu, menyerukan agar Iran tidak melakukan aktivitas yang berkaitan dengan rudal balistik yang akan memberinya kemampuan persenjataan nuklir.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang Putranto) (Kompas.com/Mela Arnani/Agni Vidya Perdana)