Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Belajar Dari Hebohnya Kasus Reynhard Sinaga, Begini Tips Sembuhkan Trauma Akibat Pemerkosaan

Belajar dari kasus predator seks terbesar dalam sejarah Inggris yang melibatkan WNI Reynhard Sinaga, Ini tips sembuhkan trauma akibat pemerkosaan.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Belajar Dari Hebohnya Kasus Reynhard Sinaga, Begini Tips Sembuhkan Trauma Akibat Pemerkosaan
IST/Mirror.co.uk
Reynhard Sinaga yang Terlibat dalam 159 Kasus Perkosaan, Terbesar dalam Sejarah Kejahatan Seksual di Inggris. 

TRIBUNNEWS.COM - Baru-baru ini, Indonesia heboh dengan kasus pemerkosaan terbesar dalam sejarah Inggris.

Pasalnya, kasus pemerkosaan tersebut melibatkan seorang warga negara Indonesia bernama Reynhard Sinaga.

Pria bernama Reynhard Sinaga dikabarkan dihukum seumur hidup karena terbukti bersalah dalam 159 kasus pemerkosaan.

Pria yang lahir di Jambi tersebut diketahui melakukan serangan seksual terhadap 48 korbannya.

Korban dari Reynhard Sinaga berjenis kelamin laki-laki.

Dilansir melalui The Guardian, di antara 159 kasus tersebut, ada 136 dakwaan pemerkosaan dengan kasus berulang.

Tindakan bejat Reynhard direkam melalui dua kamera ponselnya.

Berita Rekomendasi

Hingga kini pihak kepolisian setempat belum mengidentifikasi 70 korban lainnya.

Reynhard Sinaga dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dengan jangka waktu minimal 30 tahun, pada Senin (6/1/2020).

Korbannya pun banyak yang tidak menyadari tindakan Reynhard karena diberi minuman khusus yang bercampur obat bius.

Akhirnya, korban sadar setelah diberitahu oleh polisi, mereka pun mengalami trauma.

Memang dampak dari korban pemerkosaan tidak bisa dibendung lagi sakitnya.

Mereka akan mengalami trauma fisik dan emosional.

Pemulihan pasca serangan seksual juga membutuhkan waktu.

Proses penyembuhannya bergantung dari masing-masing orang.

Yang pasti, perasaan akan trauma itu sudah menyakitkan.

Namun hal itu bisa dikendalikan untuk membangun kembali harga diri dan belajar untuk bisa sembuh.

Terlepas dari usia atau jenis kelamin, dampak kekerasan seksual jauh melampaui cedera fisik apa pun.

Trauma diperkosa atau dilecehkan secara seksual dapat menghancurkan, membuat Anda merasa takut, malu, dan sendirian atau terganggu oleh mimpi buruk, kilas balik, dan kenangan tidak menyenangkan lainnya.

Melansir helpguide.org, berikut Tribunnews.com rangkum tips menyembuhkan trauma akibat pemerkosaan :

1. Terbuka Mengenai Hal yang Dialami

Sangat sulit untuk mengakui bahwa Anda diperkosa atau mengalami pelecehan seksual.

Ada stigma yang melekat, hal itulah yang bisa membuat diri merasa kotor dan lemah.
Mungkin juga takut dengan reaksi orang lain.

Namun ketika korban tetap diam, maka akan sulit untuk menyembuhkan trauma.

Berceritalah kepada orang yang kamu percayai.

Korban pemerkosaan sulit sembuh jika menghindar mengenai kebenaran dirinya menjadi korban.

Jangan terus bersembunyi, karena hal itu akan terus menambah perasaan malu.

Hati-hati juga dalam memilih orang yang dipercayai.

Selektiflah memilih orang yang bisa mendukung, berempati, dan menenangkan.

Jika tidak memiliki orang yang dapat dipercaya, bisa bercerita kepada terapis atau komunitas yang bergerak dalam korban pelecehan seksual.

2. Hadapi perasaan bersalah dan malu

Sebagai korban yang merasa tidak bisa disalahkan atas serangan seksual, tentu masih ada rasa bersalah atau malu.

Perasaan tersebut bisa muncul setelah terjadinya peristiwa pemerkosaan.

Ketika korban sudah mengakui kebenaran tentang apa yang terjadi, akan lebih mudah untuk sepenuhnya menerima seakan korban bukan tidak bertanggung jawab.

Karena korban tidak sengaja untuk memicu adanya peristiwa pemerkosaan, untuknya korban tidak perlu merasa malu.

Jika pemerkosa orang yang dikenal korban, salah satu hal paling sulit untuk dihadapi adalah rasa kepercayaan.

Ingatlah bahwa seorang pemerkosa adalah satu-satunya yang harus disalahkan.

Jangan terus menyalahkan diri sendiri karena menganggap pemerkosa adalah manusia yang baik.

Pemerkosa itulah orang yang seharusnya merasa bersalah dan malu, bukan korban.

3. Sambungkan kembali perasaan ke dalam tubuh

Memang sangat menakutkan untuk kembali berhubungan dengan tubuh dan perasaan korban setelah trauma seksual.

Dalam banyak hal, pemerkosaan menjadikan tubuh korban musuh, sesuatu yang telah dilanggar dan terkontaminasi — sesuatu yang mungkin dibenci atau ingin diabaikan.

Tetapi sementara proses menghubungkan kembali mungkin terasa mengancam, itu sebenarnya tidak berbahaya.

Perasaan, meski kuat, bukanlah kenyataan.

Mereka tidak akan menyakiti korban atau membuat gila.

Bahaya sejati bagi kesehatan fisik dan mental korban berasal dari menghindarinya.

4. Memelihara diri korban

Penyembuhan dari trauma seksual adalah proses bertahap dan berkelanjutan.

Itu tidak terjadi dalam semalam, dan ingatan tentang trauma tidak akan pernah hilang sepenuhnya.

Hal ini dapat membuat hidup terasa sulit,
tetapi ada banyak langkah yang dapat diambil korban untuk mengatasi gejala sisa dan mengurangi kecemasan dan ketakutan.

Luangkanlah waktu untuk beristirahat dan mengembalikan keseimbangan tubuh korban.

Beristirahatlah ketika lelah dan menghindari godaan untuk kehilangan diri sendiri.

Hindari melakukan apa pun secara kompulsif, termasuk bekerja.

Jika korban kesulitan bersantai korban bisa mendapat manfaat dari teknik relaksasi seperti meditasi dan yoga.

Cerdaslah dalam mengonsumsi media, hindari menonton program apa pun yang dapat memicu kenangan buruk atau kilas balik.

Ini termasuk hal-hal yang jelas seperti laporan berita tentang kekerasan seksual dan acara TV dan film yang eksplisit secara seksual.

Menghindari apa pun yang terlalu merangsang untuk sementara, termasuk media sosial.

Selalu penting untuk makan dengan benar , berolahraga secara teratur , dan cukup tidur.

Olahraga khususnya dapat menenangkan sistem saraf yang trauma, meredakan stres, dan membantu korban merasa lebih kuat.

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas